Semarang (ANTARA News) - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang seharusnya membantu mengurangi permasalahan kebocoran penggunaan air bersih yang hingga saat ini masih 57 persen, yang dihadapi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Moedal Kota Semarang.

Anggota Komisi B DPRD Kota Semarang, Kholison, di Semarang, Jumat, mengatakan, PDAM sebagai perusahaan daerah seharusnya mendapat pembiayaan dari pemerintah.

"Hasil kunjungan kerja ke Kota Palembang, sebenarnya nasib PDAM di sana sama dengan yang ada di Kota Semarang yakni sama-sama menanggung utang. Namun sekarang sudah sehat dan mampu menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun 2009 sebesar lima miliar rupiah dan ditargetkan Tahun 2010 bisa Rp20 miliar," katanya.

Pengelolaan PDAM di Kota Palembang, katanya, awalnya sakit dan setiap tahun ada komitmen dari pemerintah dan DPRD setempat untuk membantu PDAM dalam bentuk material untuk mengurangi kebocoran.

"Komitmen tersebut yang menjadikan PDAM di sana (Palembang, red.) kembali sehat. Tahun 2008 PDAM bisa mandiri dan menyumbang PAD senilai satu miliar rupiah, Tahun 2009 menyumbang lima miliar rupiah, dan Tahun 2010 ditarget Rp20 miliar," katanya.

Di Kota Semarang, katanya, komitmen pemerintah untuk membantu PDAM masih belum optimal. Seharusnya pemerintah dan perusahaan swasta menggunakan air PDAM.

Ia juga menyatakan pentingnya pengaturan izin pengambilan air bawah tanah sebagai bagian komitmen serius pemerintah mengatasi masalah air bersih.

"Regulasi penggunaan air bawah tanah harus ada dan sosialisasi penggunaan air bawah tanah yang berlebihan merugikan lingkungan harus ditingkatkan. Kampanye penggunaan PDAM juga harus digenjot," katanya.

Direktur Utama PDAM Tirta Moedal Kota Semarang, Sulistyo, mengatakan, pemasangan "distrik meter area" (DMA) atau meteran induk dan "sweeping" kepada pelanggan untuk menekan tingkat kebocoran penggunaan air bersih.

Harga DMA berkisar Rp30 juta hingga Rp100 juta per unit. Hingga saat ini sudah terpasang sekitar 30 DMA dengan target seluruh pelanggan bisa terpantau oleh DMA tersebut.

Saat ini, katanya, PDAM setempat setiap bulan memroduksi tujuh juta meter kubik air namun penggunaannya hanya 3,1 juta meter kubik per bulan. Tingkat kebocoran hingga saat ini masih 57 persen.

PDAM setempat memiliki 130 ribu pelanggan sedangkan target Tahun 2010 meningkat sebesar 80 persen dari jumlah pelanggan saat ini.

Pihaknya juga terus meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berlangganan air bersih dari PDAM. (N008/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010