Ternate (ANTARA News) - Ketua dan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Maluku Utara (Malut), meminta perlindungan kepada kepolisian resort (Polres) setempat, menyusul adanya teror dari pihak-pihak tertentu.

"Ketua dan anggota KPU Halsel sudah mengajukan surat ke Polres untuk mendapat perlindungan terkait adanya teror yang mereka alami akhir-akhir ini," kata Kapolres Halse, AKBP Abdul Mustafa Kamal, ketika dihubungi di Labuha, Minggu.

Polres Halsel telah merespons surat ketua dan anggota KPU Halsel tersebut dengan memberikan pengawalan terhadap mereka, serta menyelidiki pihak yang melakukan teror itu.

Kapolres mengatakan, sesuai pengakuan Ketua dan anggota KPU Halsel teror tersebut terkait dengan adanya sinyalemen bahwa KPU Halsel sengaja menunda-nunda pelaksanaan tahapan pilkada.

Namun Polres tidak akan masuk dalam masalah pilkada itu, karena kewenangan Polres hanyalah melakukan pengamanan terhadap semua pihak agar pelaksanaan pilkada di Halsel berjalan secara aman dan tertib.

Menyinggung soal adanya massa yang menghadang Ketua dan anggota KPU Halsel yang akan berangkat ke Ternate, Kapolres membenarkan adanya penghadangan pada Sabtu malam (27/3) itu.

Kronologis kejadian itu bermula ketika adanya aksi massa yang mendesak KPU Halsel untuk segera melaksanakan tahapan pilkada. Mereka meminta KPU untuk menggelar pleno penetapan jadwal tahapan pemilukada pada Senin (29/3).

"Sesuai hasil kesepakatan antara massa dengan KPU yang difasilitasi Polres, KPU siap menggelar rapat pleno penetapan jadwal tahapan pemilukada pada Senin," ujar Kapolres.

Akan tetapi, KPU Halsel menerima surat dari KPU Provinsi untuk menghadiri rapat masalah pilkada di Ternate pada Senin (29/3) Besok, sehingga KPU Halsel memutuskan berangkat ke Ternate. Itulah yang mengakibatkan massa menghadang Ketua dan anggota KPU saat akan berangkat ke Ternate.
(T.PK-AF/L002/A041/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010