Makassar (ANTARA News) - Aksi perampokan kembali terjadi di Makassar, kali ini para perampok mengaku sebagai polisi dan memperdayai petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Jalan Metro Tanjung Bunga Makassar.

Kapolsek Tamalate AKP Suaeb Majid yang dikonfirmasi, Minggu, membenarkan adanya perampokan dengan kekerasan yang terjadi dalam wilayah kerjanya.

Ia mengungkapkan, awalnya, korban Rante Sampe Toding dan Imran yang bekerja di SPBU Tanjung Bunga usai menghitung hasil penjualan bahan bakar minyak (BBM) itu kemudian memasukkannya dalam tas.

Sebelum uang yang dimasukkan dalam tas itu dibawa ke bendahara SPBU, beberapa orang pelaku yang masih dalam penyelidikan mendatangi keduanya sambil mengaku sebagai polisi.

Pelaku yang belum diketahui identitasnya itu kemudian mengajak Rante mengobrol seusai mengisi BBM. Rante yang tanpa curiga kemudian menjawab semua pertanyaan dari salah seorang pelaku.

Salah satu perbincangan itu, perampok meminta kepada Rante untuk menjadi informan jika salah seorang warga yang tinggal tidak jauh dari SPBU itu adalah tersangka pengedar narkoba yang sudah lama diincar polisi.

Setelah meyakinkan korban, pelaku kemudian mengajak korban untuk meninjau daerah tempat tinggalnya. Namun ternyata, korban diajak ke samping danau buatan GTC lalu diturunkannya sambil dipukul.

Berselang beberapa menit kemudian, pelaku kemudian kembali ke SPBU mengajak korban lainnya, Imran yang saat itu memegang uang sebanyak Rp7 juta untuk diajak ke kantor polisi karena terbukti telah membawa narkoba.

Imran yang terus dipaksa akhirnya ikut dengan pelaku kemudian sesmpainya di danau GTC Tanjung Bunga korban kemudian diturunkan dan dipukul oleh beberapa orang pelaku. Uang yang tadinya juga akan disetor ke bendahara akhirnya raib dibawa kabur oleh pelaku.

"Kita sudah meminta keterangan dari kedua korban dan melakukan pengejaran terhadap pelaku perampokan. Selain itu kita juga akan berkoordinasi dengan Polresta Makassar Barat karena tempat kejadian perkaranya (TKP) juga ada di Makassar Barat," katanya. (MH/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010