Pagaralam (ANTARA News) - Pemerintah Kota (Pemkot) Pagaralam, Sumatra Selatan tahun 2010 ini, akan menanam kembali sekitar 70.000 pohon penghijauan jenis mahoni dan bambang di daerahnya.

"Sudah banyak program yang dilaksanakan untuk mengendalikan kerusakan hutan, baik kawasan lindung dan hutan seluas 28 ribu hektare, dengan tingkat kerusakan mencapai 7.900 hektare dan tersebar pada lima kecamatan di Kota Pagaralam," kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Pagaralam, Ir Hasan Barin, di Pagaralam, Senin.

Dia menyatakan, cukup banyak upaya yang dilakukan untuk menyelamatkan ribuan hektare hutan yang sudah mengalami kerusakan, termasuk melalui program penanaman satu jutan pohon dan "one man one tree".

"Kami sudah berhasil menanam sekitar 4 juta pohon, baik pohon pelindung maupun jenis pohon yang bernilai ekonomis, seperti durian, petai, sukun, mangga dan beberapa lainnya," ujar dia.

Ia mengatakan, proses penanaman bibit pohon penghijauan itu melibatkan semua elemen masyarakat, seperti pegawai, petani dan pemilik lahan yang selama ini kurang mendapatkan perhatian.

"Ada beberapa metode dalam penanaman ini, yaitu untuk kawasan lindung dan hutan ditanami jenis pohon mahoni dan bambang. Sedangkan daerah hutan rakyat selain kedua jenis itu, ada juga pohon yang bernilai ekonomis ditanam," kata dia lagi.

Menurut dia, terdapat penambahan kerusakan hutan lindung yang berada di daerah Bukit Dingin 3.750 hektare dan Bukit Batok sekitar 2.400 hektare maupun sekitar 1.300 hektare di daerah Dusun Tebat Benawah dan Dusun Tebad Lereh, Kelurahan Penjalang, Kecamatan Dempo Tengah serta 500 hektare di Dusun Kerinjing, Dempo Utara.

"Memang ada beberapa daerah sudah dilakukan penanaman kembali, seperti seluas 500 hektare hutan lindung Dusun Kerinjing, 350 hektare di Kelurahan Atungbungsu, dan 750 hektare kawasan lindung yang tersebar di beberapa kecamatan lainnya," kata dia lagi.

Wakil Wali Kota Pagaralam, Ida Fitriati, mengatakan, pengendalian hutan sudah menjadi tangungjawab bersama, dan bahkan sekarang pemerintah sudah menyebarkan jutaan bibit untuk dibagikan kepada warga secara cuma-cuma.

"Hutan bukan hanya menjadi penyelamat jutaan umat manusia, tapi juga untuk pengendalian dari bahaya bencana alam, seperti longsor dan banjir serta kekeringan," ujar Hasan Barin lagi.

Ia menambakan, sekarang harga kayu sudah mahal, berkisar antara Rp3 juta hingga Rp4 juta per kubik, sehingga bisa diperkirakan sekitar 10-15 tahun lagi harganya akan lebih tinggi lagi dan cukup menjanjikan bagi yang menanamnya.

"Pemkot Pagaralam sudah memprogramkan pemberian bibit kayu gratis agar ditanam di hutan milik warga setempat. Kalau sudah berumur sekitar 20 tahun harganya bisa mencapai Rp6 juta per batang. Kondisi ini bukan saja akan mendukung kawasan penghijauan kota, tapi juga akan dapat menjadi tabungan masa depan," demikian Hasan Barin.
(L.U005*B014/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010