Kendari (ANTARA News) - Kantor Walikota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menjadi sasaran lemparan batu dari ratusan demonstran yang sebagian besar mengenakan baju seragam hitam.

Pantauan ANTARA di Kendari, Senin, tidak diketahui secara pasti pihak yang memicu sehingga aksi damai berubah menjadi anarkis.

Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut namun beberapa orang baik dari pihak demonstran yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Teknik Universitas Haluleo (Unhalu) maupun dari polisi pamong praja (Pol PP) serta pegawai menjadi sasaran lemparan.

Personil kepolisian dari Polresta Kendari yang sudah siaga beberapa saat sebelum kejadian berusaha menenangkan situasi namun tidak mendapat perhatian bahkan beberapa orang menjadi sasaran lemparan.

Aksi anarkis yang berlangsung sekitar setengah jam tersebut menyebabkan sejumlah fasilitas pemerintah berupa kaca jendela dan pagar pintu masuk kantor tersebut rusak.

Beberapa hari sebelumnya mahasiswa menggelar aksi mengenang insiden penyerbuan kampus Bumi Tri Dharma Unhalu oleh oknum kepolisian pada tanggal 27 Maret 2008 lalu.

Hari ini, aksi anarkis tahun 2008 silam kembali terjadi di kantor Walikota Kendari yang menyebabkan sejumlah fasilitas rusak dan beberapa orang menjadi korban lemparan.

Ketua BEM Teknik Unhalu Emil terpaksa dievakuasi rekan-rekannya karena kesakitan akibat dikena lemparan benda keras dibagian dahi.

"Tidak jelas siapa pelakunya karena massa dua belah pihak mencapai ratusan orang. Saya berusaha menenangkan rekan-rekan tetapi justeru menjadi sasaran lemparan benda keras," kata Emil disela-sela mendapatkan pertolongan.

Humas Pemkot Kendari Trikora menyayangkan insiden pelemparan kantor Walikota Kendari.

Tuntutan demonstrans bertemu Walikota Kendari Asrun untuk menandatangani nota kesepahaman agar tidak ada penertiban pedagang diyakini bukan pemicu utama terjadinya aksi anarkis.

"Pak Walikota sedang dinas luar sehingga mahasiswa akan memahami kalau tidak bisa bertemu. Hal ini diyakini tidak akan menjadi sebab terjadinya aksi anarkis," katanya.
(S032/B010)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010