Muara Teweh (ANTARA News) - Lantaran telah menikah, maka berapa pelajar dari sejumlah sekolah di Muara Teweh Kabupaten Barito Utara (Barut) Kalimantan Tengah tidak mengikuti ujian nasional (UN) SMP dan sederajat tahun 2009/2010.

"Di sekolah kami ada satu orang pelajar perempuan dari SMP PGRI Hajak tidak mengikuti UN diduga telah berhenti karena menikah," kata Kepala SMPN 3 Muara Teweh, Irwansyah, Senin.

Menurut Irwansyah, SMPN 3 Muara Teweh merupakan salah satu sekolah penyelenggara UN dengan peserta selain dari pelajar sekolah tersebut dan SMP PGRI Hajak juga dari PGRI Desa Sabuh dengan jumlah terdaftar sebanyak 105 orang.

Peserta yang tidak ikut UN, kata dia, ada empat orang salah satunya perempuan sedangkan tiga lainnya laki-laki.

"Selain kawin, peserta lainnya yang tidak ikut UN tersebut telah berhenti dengan alasan tertentu," katanya.

Sementara itu, Kepala SMPN 1 Muara Teweh, Hj Nurul Yakin mengatakan pelajar di sekolahnya yang tidak mengikuti UN hanya dua orang yakni satu perempuan dan satu laki-laki.

"Pelajar perempuan yang tidak ikut ujian ini juga berhenti dengan alasan menikah," katanya.

Peserta ujian nasional di SMPN 1 sebanyak 212 orang ditambah 28 orang dari SMP Santa Maria Muara Teweh.

Sedangkan, Kepala SMPN 2 Muara Teweh, Tandu mengatakan pelajar yang tidak mengikuti UN di sekolahnya ada empat orang, yakni tiga laki-laki dan satu perempuan ditambah satu orang perempuan dari SMP PGRI Muara Teweh.

"Alasan mereka tidak mengikuti UN juga karena berhenti atas permintaan sejumlah orang tua pelajar," katanya.

Pelajar yang mengikuti UN di SMPN 2 tersebut sebanyak 251 orang dan SMP PGRI 20 orang.

Kepala Dinas Pendidikan Barito Utara, Jamaludin mengatakan, peserta UN untuk SMP dan sederajat yang digelar hingga 1 April nanti diikuti sebanyak 1.817 pelajar.

Kegiatan UN tahun ajaran ini diikuti ribuan orang pelajar dari 36 sekolah negeri dan swasta serta Madrasyah Tsanawiyah (Mts).

Sekolah yang menggelar UN, kata dia, untuk dalam kota Muara Teweh di antaranya SMPN 1, SMPN 2,SMPN 3 dan MTs Negeri Muara Teweh, serta sejumlah sekolah negeri di enam kecamatan.

"Penyelenggaraan UN di kecamatan tidak ada masalah, karena transportasi menuju sejumlah tempat cukup lancar," katanya didampingi Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan Luar Biasa, Ramadan Fitriyadi.

Jamaludin mengatakan, UN tahun ini pada prinsipnya tidak berbeda jauh dengan kegiatan sebelumnya dengan UN utama dan tidak ada ujian susulan dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan IPA.

Namun, kata dia, ada ujian ulangan bagi siswa yang nilai standar kelulusan di bawah rata-rata 5,5 yang digelar pada 17-20 Mei 2010.

"Jadi siswa yang tidak lulus UN pertama atau tidak memenuhi nilai standar diberi kesempatan mengikuti ujian ulangan," katanya.

Jamaludin menjelaskan, pengawasan UN di dalam kota dilakukan secara silang oleh sejumlah sekolah sedangkan di kecamatan pengawasnya ditunjuk oleh camat setempat.

Selain pengawas dari sejumlah sekolah UN itu, katanya, penyelenggaraan tahun 2010 ini dilakukan dari tim independen.

"Kita harapkan hasil UN tahun ini lebih baik dibanding sebelumnya dan tingkat kegagalan atau keberhasilan merupakan tanggung jawab bersama baik sekolah maupun dinas," katanya. Ia menambahkan, pihaknya tidak memasang target kelulusan.
(T.K009/E001/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010