London (ANTARA News/AFP) - Kepala misi pemeliharaan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Republik Demokratik Kongo (DRC) mengusulkan satu strategi baru untuk menghentikan pembantaian oleh kelompok pemberontak Uganda, Tentara Perlawanan Penguasa (LRA).

Imbauan itu dibuatnya saat diwawancara BBC, Senin, setelah kelompok hak asasi manusia, Human Rights Watch (HRW), pada Ahad (28/3) mengatakan bahwa kelompok pemberontak itu berada dibelakang serangan empat hari di desa-desa DRC timur laut Desember tahun lalu yang menewaskan lebih dari 300 warga sipil.

Alan Doss, ketua misi pemeliharaan perdamaian PBB di DRC , mengatakan: "Tindakan LRA itu berarti kita perlu mengumpulkan informasi intelijen dan mobilitas udara."

"Kita harus menanggapi ini sebagai masalah menangani kelompok-kelompok kecil yang berpindah-pindah," katanya kepada radio BBC Inggris.

Ia menimpali, "Ini membutuhkan pengumpulan intelijen yang lebih baik, terutama membutuhkan mobilitas udara yang lebih baik, dan juga kerja sama dengan penduduk lokal."

Ia mengemukakan: "Itu tidak hanya terjadi di satu tempat karena LRA banyak bergerak dan dalam satuan-satuan kecil , tetapi mereka dapat menimbulkan kehancuran yang buruk sekali."

"Walaupun dalam kelompok-kelompok kecil pergerakan mereka di semak-semak dapat menimbulkan malapetaka. Senjata terbaik mereka adalah menimbulkan ketakutan dan mereka menciptakan ketakutan dengan taktik mereka yang kejam dan keras yang kita lihat lagi dalam pembantaian terbaru dekat Tapili," ujarnya menambahkan.
(Uu.H-RN/M043/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010