Medan (ANTARA News) - Anggota Komisi III DPR RI Edi Ramli Sitanggang mengatakan, mantan Kabareskim Polri Komjen Pol Susno Duadji seperti "kerbau mabuk" dalam mengungkap praktik mafia hukum.

"Ada kesan seperti kerbau mabuk, tabrak sana tabrak sini," kata Edi Ramli Sitanggang di Medan, Senin.

Di satu sisi, kata Edi, rakyat perlu memberikan apresiasi terhadap keberanian Komjen Pol Susno Duadji dalam mengungkap praktik mafia hukum, termasuk dalam makelar kasus pajak yang diduga dilakukan Gayus Tambunan.

Rakyat juga akan memberikan apresiasi terhadap niat dan kesiapan Susno Duadji untuk jadi "martir" dalam mengungkapkan kebobrokan kinerja Polri yang dia alami ketika menjabat sebagai Kabareskrim.

Namun sayangnya, mantan Kapolda Jawa Barat itu justru melakukan tindakan-tindakan yang diperkirakan dapat membiaskan upaya dalam pemberantasan mafia hukum.

Ia mencontohkan dengan adanya upaya membeberkan temuan itu kepada pihak lain yang dianggap tidak berwenang atau kurang memiliki peranan dalam upaya pemberantasan mafia hukum tersebut.

Akibatnya, isu tentang pemberantasan mafia hukum itu telah bias dan blunder karena sudah merembet kemana-mana, termasuk ke ranah politik.

Idealnya, kata dia, Susno Duadji cukup menyampaikan temuan itu kepada Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Mafia Hukum atau Polri untuk ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Setelah itu, Susno Duadji bisa cooling down atau menahan diri sambil mengawasi langkah hukum yang dilakukan Polri dan Satgas Pemberantasan Mafia Hukum dalam menindaklanjuti laporan tersebut.

Namun dengan seringnya Susno Duadji dalam membeberkan kasus mafia hukum di lingkungan Polri itu justru menjadi pertanyaan karena isunya menjadi bias dan telah merembet kemana-mana.

Selain itu, tindakan Susno Duadji tersebut juga dikhawatirkan ditunggangi pihak-pihak tertentu karena berpotensi menjadi "komoditas politik".

Pihaknya menilai ada unsur kekecewaan yang dialami Susno Duadji sehingga bersedia menjadi martir dalam mengungkapkan kebobrokan berupa mafia hokum di tubuh Polri.

"Kita dukung itu. Tapi jangan seperti kerbau mabuk. Tabrak sana sini," kata Edi.

(ANT/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010