Denhaag (ANTARA News) - Sebanyak 17 aktivitis pendidikan anti-korupsi yang terdiri dari tiga belas guru, tiga dosen serta seorang staf Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memperdalam pendidikan berbasis nilai bagi siswa sekolah menengah selama tiga minggu di International Institute of Social Studies Erasmus University Rotterdam (ISS) Den Haag, Belanda melalui program beasiswa StuNed.

Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Katholik (Unika) Soegijapranata, Dr. Sih Setija Utami, Mkes, dan Direktur Nuffic-Neso Indonesia, Marrik Bellen, mengadakan acara pelepasan seluruh peserta, ujar keterangan dari Nuffic Neso Indonesia, Ariono Hadipuro kepada koresponden Antara London, Jumat.

Direktur Nuffic ? Neso Indonesia Marrik Bellen, mengatakan Belanda mendukung penuh upaya pemerintah Indonesia dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik. Pendidikan anti-korupsi di sekolah menengah adalah salah satu upaya pencegahan budaya korupsi sejak dini, ujarnya.

Selama di Belanda dari tanggal 2 hingga 25 April, peserta delapan di antaranya adalah perempuan, akan memperdalam pengalaman dan pengetahuan bagaimana menyusun modul pendidikan anti-korupsi yang efektif.

Sekembalinya dari Belanda, para peserta akan merevisi modul yang telah ada untuk selanjutnya akan diajarkan di sepuluh kota para guru tersebut berasal, yakni Semarang, Pekalongan, Kuningan, Bogor, Cianjur, Negara (Bali), Belitung, Lahat (Sumatera Selatan), Bengkulu, serta Ketapang.

Kegiatan pasca pelatihan ini, akan dilakukan selama dua minggu di Semarang dan dibiayai oleh KPK dan Unika Soegijapranata.

Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Unika Soegijapranata Dr. Sih Setija Utami, M.Kes, mengatakan Pendidikan anti korupsi ini merupakan kegiatan yang dirintis oleh PSU sejak tahun 2002 dan mulai dilakukan secara terprogram sejak 2005.

Pelatihan pendidikan anti korupsi ke Belanda merupakan salah satu bentuk integrasi penelitian dan pengabdian masyarakat PSU untuk ikut serta dalam pencegahan korupsi sejak dini.

Pendidikan anti-korupsi dimulai sejak tahun 2005 di beberapa sekolah dengan mengintegrasikan modul-modul tersebut ke dalam mata pelajaran yang ada. Sayangnya, hasil evaluasi menunjukkan ternyata penerapan modul tersebut dianggap kurang efektif karena pembelajaran yang masih berorientasi pada hasil, ujarnya.

Nuffic Neso Indonesia, Ariono Hadipuro mengatakan StuNed, yang merupakan singkatan dari Studeren in Nederland, atau studi di Belanda, adalah program beasiswa yang merupakan bagian dari kebijakan kerja sama pembangunan pemerintah Belanda yang bertujuan untuk mendukung pencapaian ?UN Millenium Development Goals? pada tahun 2015.

Kerangka kerja sama bilateral dengan Indonesia tercantum dalam Multi-Annual Strategic Plan 2008-2011 (MASP) yang bertujuan meningkatkan kerja sama bilateral dan memberikan dukungan kepada Indonesia dalam rangka mewujudkan target pembangunan jangka menengah.

Sementara Nuffic Neso Indonesia adalah organisasi non-profit yang ditunjuk resmi dan didanai oleh pemerintah Belanda untuk menangani berbagai hal yang berkaitan dengan pendidikan tinggi Belanda.

Neso Indonesia merupakan perwakilan Nuffic, organisasi Belanda yang menangani kerja sama internasional di bidang pendidikan tinggi. Neso Indonesia menyediakan informasi serta memberikan konsultasi mengenai lebih dari 1.450 program studi yang diberikan dalam bahasa Inggris.

Neso Indonesia juga memprakarsai dan memfasilitasi kerja sama di bidang pendidikan tinggi antara institusi di Indonesia dan Belanda.

Bersama dengan Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Indonesia, setiap tahun Neso Indonesia menawarkan program beasiswa bagi sekitar 300 warga negara Indonesia dalam bentuk program master dan pelatihan, demikian Ariono Hadipuro. (Ant/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010