PBB, New York (ANTARA News) - Banyak sekolah di negara miskin kekurangan instalasi kebersihan dan air yang layak, sehingga mempengaruhi pendidikan anak dan bahkan merenggut jiwa, demikian peringatan Dana Anak PBB (UNICEF) dalam satu laporan terbarunya, Senin.

"Jutaan anak di dunia berkembang pergi ke sekolah yang tak memiliki air minum atau kakus bersih --kebutuhan dasar yang oleh banyak kita jadikan jaminan," kata Direktur Regional bagi Timur Tengah dan Afrika Utara di lembaga itu, Sigrid Kaag saat laporan diluncurkan tersebut, Senin, di Dubai.

Menurut laporan itu, yang dikeluarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan organisasi mitra swadaya, 1,5 juta anak yang berusia di bawah lima tahun meninggal setiap tahun akibat diare karena air yang tidak aman, kebersihan yang tak layak dan kekurangan kesehatan.

Kesehatan, kebersihan dan air yang lebih baik --yang secara kolektif dikenal sebagai WASH-- dapat mengubah kecenderungan hampir 300 juta hari sekolah yang hilang di seluruh dunia akibat diare, katanya.

Kesehatan yang membaik akan mengarah kepada berkurangnya risiko penyebaran penyakit, yang pada gilirannya akan menghasilkan peningkatan kehadiran siswa di sekolah dan akhirnya pertumbuhan ekonomi negara.

WASH juga meningkatkan berlanjutnya pendidikan anak perempuan, demikian antara lain isi pernyataan itu, yang berjudul "Raising Clean Hands: Advancing Learning, Health and Participation through WASH in Schools".

Kaag menyatakan bahwa peningkatan kebersihan di sekolah akan membantu tercapainya Sasaran Pembangunan Milenium (MDGs), terutama sasaran berkurangnya kematian anak dan pemangkasan proporsi orang yang tak memiliki akses ke air berseih dan sanitasi dasar.

Penyediaan WASH di sekolah, kata laporan itu, akan memerlukan keterlibatan semua lapisan masyarakat, termasuk masyarakat, media, siswa dan sektor swasta.

Xinhua/C003/A011

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010