Batam (ANTARA News) - Hio, ratusan di antaranya berukuran besar, dan kertas sembahyang "Shang Sheng" menyala-nyala pada malam Senin untuk mengiringi doa dan mengantar dewa-dewi ke kahyangan di sepekan menjelang Tahun Baru Imlek 2560 atau 26 Januari 2009. Ritual Shang Sheng, di Vihara Budhi Bhakti yang juga Toapekong Bio, Windsor, Batam, dijalani ribuan orang terutama mulai Minggu malam, dan mereka bukan hanya pemeluk agama Khonghucu, melainkan ada juga yang beragama Buddha. "Kami bersembahyang kepada Ti Kong (Thian, Tuhan), mohon keselamatan, kesehatan dan rejeki," kata Chandra, 32, beragama Buddha yang bersama istrinya menyalakan tiga hio (dupa bergagang) ukuran 1,98 meter di halaman vihara tersebut. Sembahyangan itu, menurut Sukino, 32, selaku "Locu" (Ketua Pengurus Tahunan) Vihara Budhi Bhakti, berlangsung mulai Minggu malam hingga Senin (19/1) untuk mengantar dewa-dewi senior, termasuk Dewa Dapur (Co Kun Kong) dan Toapekong penjaga Batam naik ke kahyangan. Para dewa, katanya, akan melapor kepada Mahadewa Langit mengenai semua kejadian di Bumi selama Imlek 2559, termasuk keadaan di rumah-rumah tangga. "Co Kun Kong bersama para dewa-dewi akan kembali lagi ke Bumi pada hari keempat bulan pertama Tahun Baru Imlek 2560 atau 29 Januari 2009," katanya. Anly Cenggana, seorang pemerhati agama Khonghucu, mengatakan, sepekan menjelang Tahun Baru Imlek adalah momentum bagi yang berkecukupan harta untuk berbuat amal kasih membantu saudara, kerabat, teman, atau siapapun yang berkekurangan. "Senin pekan ini adalah Hari Persaudaraan. Nabi Khongcu mengajarkan supaya umat berpricintakasih yang dalam istilah sekarang adalah melaksanakan aksi sosial," katanya. Anly yang sehari-hari berprofesi sebagai notaris di Batam berpendapat, Hari Persaudaraan belum terlalu mendalam dihayati umat Khonghucu, karena pendidikan dan pengajaran agama Khonghucu sampai dewasa ini belum terkelola dengan baik.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009