"Pemasangan alat yang dapat dikendalikan dari Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) dan terpadu dengan Polda Bali itu dilakukan secara bertahap," kata Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan, pemasangan yang dilakukan secara bertahap itu diharapkan bisa terealisasi dalam waktu tiga hingga empat tahun, sesuai dukungan dana yang disediakan.
"Bahkan, waktunya bisa dipercepat, karena peranserta kalangan hotel, pengusaha dan pengelola obyek wisata untuk memasang CCTV di wilayahnya masing-masing," ujar Gubernur Pastika.
Ia mengemukakan, di kawasan pengembangan pariwisata Nusa Dua, misalnya, kini telah terpasang sedikitnya 68 unit CCTV, belum termasuk hampir di sebagian besar hotel-hotel berbintang di Pulau Dewata.
Dengan demikian, pemasangan 1.000 CCTV diharapkan bisa terealisasi sebelum tiga atau empat tahun mendatang.
Pusdalops PB selama ini terintegrasi dengan Polda Bali mampu memantau 12 lokasi strategis. Lokasi tersebut antara lain kawasan wisata Kuta, simpang-Siur Kuta, Bandara Ngurah Rai, Pelabuhan Benoa dan Pura Batur di Kabupaten Bangli.
"Dalam tahun ini rencananya ditambah enam lokasi strategis lainnya hingga seluruhnya menjangkau 18 lokasi," ujarnya.
Pemasangan CCTV bagian dari emberio dalam mewujudkan sistem keamanan bertaraf internasional di Pulau Bali telah mendapat dukungan dari berbagai pihak, bukan semata-mata tugas dan tanggung jawab pemerintah.
Dengan demikian Bali diharapkan mampu memberikan kepastian dalam menanggulangi bencana, mengingat Bali secara geografis rawan terhadap bencana gempa, tsunami, termasuk ancaman non-alam.
(T.I006/R014/P003)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010