Singapura (ANTARA News/AFP) - Harga minyak mengalami penurunan di perdagangan Asia, Selasa, karena kekhawatiran masih berlangsung seputar melemahnya permintaan di Amerika Serikat (AS), konsumen energi terbesar dunia, kata para analis.

Kontrak berjangka utama New York (AS), untuk minyak mentah jenis light sweet pengiriman Mei turun sembilan sen ke posisi 84,25 dolar per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea juga pengapalan Mei turun 10 sen menjadi 84,67 dolar per barel.

Sentimen telah diperberat oleh ekspektasi permintaan yang melemah menjelang laporan pasokan minyak mentah bulanan dari Departemen Energi AS (DoE) pada Rabu, kata analis.

Laporan inventaris minyak mingguan pemerintah AS pada Rabu lalu menunjukkan kenaikan dalam cadangan minyak mentah untuk pekan ke-10 berturut-turut.

Kekhawatiran permintaan semakin bertambah dalam perdagangan Senin pada saat kontrak New York mencapai di atas 85 dolar AS di tengah melemahnya dolar, yang menjadikan minyak mentah yang dihargakan dolar AS menjadi lebih murah bagi para pembeli yang menggunakan mata uang kuat lainnya, dan meningkatnya permintaan China.

Sentimen sebelumnya telah didorong oleh laporan Sabtu lalu yang menunjukkan impor minyak mengalami pertumbuhan di China, konsumen energi terbesar ke dua setelah AS, dengan 29 persen pada Maret dibanding setahun sebelumnya.

China mengimpor 4,98 juta barel per hari, menurut data pendahuluan dari Administrasi Kepabeanan Umum, sementara net impor mencapai 20,8 juta ton.

Harga minyak terus berangsur melemah setelah sempat mencapai puncaknya di atas 87 dolar pekan lalu untuk pertama kalinya sejak Oktober 2008 di tengah tanda-tanda kemajuan ekonomi yang memunculkan harapan akan mendorong peningkatan dalam permintaan minyak.
(Uu.S004/H-CS/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010