Solo (ANTARA News) - Dua rumah keluarga tersangka teroris asal Kota Solo, Pandu Wicaksono alias Abu Asma (26) dan Bayu Seno alias Budi (26) kelihatan tidak ada aktivitas atau sepi penghuni.

Berdasarkan pantauan di rumah Pandu Wicaksono alias Abu Asma, di Jalan Serayu RT 3/RW XV, Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, Selasa, menyebutkan, rumah No. 41 milik keluarga Pandu terlihat sepi dan terkunci baik pintu pagar maupun pintu rumah.

Menurut salah satu tetangga Pandu yang tidak mau disebut namanya, rumah keluarga Pandu Wicaksono di Kelurahan Semanggi tersebut sering sepi atau pintu selalu terkunci, sejak dikabarkan Pandu tertangkap polisi bersama lima tersangka lainnya di Medan.

Namun, warga sekitar tidak tahu apakah rumah Pandu itu ada penghuninya atau tidak.

Rumah keluarga Pandu tersebut biasanya yang tinggal ayah Pandu, Mulyanto bersama istri dan adik Pandu.

"Pandu juga sudah berkeluarga istrinya bernama Intan dan hasil perkawinannya mempunyai dua anak semuanya putri," kata warga itu yang tak mau disebut jati dirinya karena takut.

Menurut warga sekitar, Intan, istri Pandu juga memiliki toko plastik di Pasar Gading. Toko itu, setelah dicek keberadaannya memang ada.

"Toko Plastik itu, memang milik Intan. Tapi, sejak Selasa (13/4) pagi hingga sekarang tidak buka," kata salah satu pedang di Pasar Gading Solo.

Sementara di rumah tersangka teroris lainnya, Bayu Seno alias Budi warga RT 2/RW XIV Brengosan, Kelurahan Purwosari, Laweyan Solo, juga terlihat tertutup rapat pintunya.

Selain itu, warga sekitar rumah Bayu, juga tidak mau dimintai keterangan, terkait keberadaan keluarga Bayu kampung tersebut.

Warga setempat juga tidak mau memberikan keterangan, terkait soal tertangkapnya Bayu oleh pihak kepolisian di Medan.

Sementara tersangka teroris Ibrohim alias Denny alias Suramto warga Dukuh Juwogan, RT 2/RW III, Desa Karangasem, Bulu, Sukoharjo, rumahnya juga terlihat sepi.

Menurut keterangan pihak kepolisian, bahwa tersangka teroris warga Sukoharjo tersebut dilaporkan lulusan Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, Solo.

Namun, saat dikonfirmasikan ke Ngruki, petugas keamanan di pondok itu tidak mengizinkan masuk dengan alasan para Ustad masih sibuk mengajar.

"Direktur Pandok Pesantren Al Mukmin Ngruki, Ustad Wahiddin belum bisa ditemui karena masih sibuk mengajar. Besuk saja datang lagi ke pondok," kata Haris S, salah seorang petugas keamanan di pondok itu.
(ANT/B010)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010