Kami mendukung, dengan program ini anak-anak Papua dapat diberdayakan
Manokwari (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Papua Barat menyambut baik perekrutan 1.000 putra-putri Papua untuk bekerja sebagai karyawan di badan usaha 
milik negara (BUMN).

Kementerian BUMN bekerja sama dengan Forum Human Capital Indonesia (FHCI) sedang merekrut 1.000 orang putra-putri Papua dan Papua Barat untuk bekerja sebagai pegawai BUMN.

Deputi Bidang Sumber Daya Manusia (SDM), Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN, Alex Denni mengatakan program itu dilakukan hingga bulan Desember 2020. Ditargetkan 1.000 orang akan ditempatkan di berbagai BUMN.

Baca juga: BUMN targetkan rekrut 1.000 putra-putri Papua dan Papua Barat

Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Papua Barat Frederik Saiduy di Manokwari, Jumat, mengatakan bahwa pihaknya siap membantu proses tersebut agar berjalan lancar. Melalui program ini diharapkan lebih banyak putra-putri Papua yang meniti karir di perusahaan plat merah.

"Kami mendukung, dengan program ini anak-anak Papua dapat diberdayakan," ucap Frederik.

Ia menyebutkan, pihaknya belum mengetahui teknis perekrutan tersebut. Sejauh ini tidak ada petunjuk teknis yang disampaikan kepada Pemprov Papua Barat.

Baca juga: Perekrutan bersama BUMN, Pupuk Indonesia terima 12 putra-putri Papua

"Kami belum tahu syaratnya seperti apa, tapi kami berharap adik-adik kita dipermudah," ujarnya lagi.

Menurut dia, putra-putri Papua Barat banyak yang sudah memiliki keterampilan baik lulusan SMA/SMK, diploma maupun sarjana. Dengan demikian mereka tidak akan kesulitan menyesuaikan diri pada lingkungan kerja.

Baca juga: Legislator apresiasi Erick Thohir rekrut putra Papua majukan BUMN

Dia berharap dari 1.000 pegawai yang ditargetkan Kementerian BUMN, Papua Barat bisa memperoleh kuota antara 30 hingga 40 persen. Sisanya diberikan kepada putra-putri asli daerah di Provinsi Papua.

"Kalau dihitung dari jumlah penduduk, Provinsi Papua tentu lebih banyak, maka wajar kalau di sana lebih banyak. Setidaknya kita bisa dapat 30 sampai 40 persen," kata Frederik Saiduy.

Baca juga: Ribuan pekerja informal di Wondama terima santunan

Baca juga: Pekerja WNI di PNG ajukan kembali Tanah Air melalui Papua


 

Pewarta: Toyiban
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020