London (ANTARA) - Kedutaan besar Indonesia (KBRI) di London mengimbau kepada warga Indonesia (WNI) yang ada di Inggris untuk mematuhi protokol kesehatan dan aturan-aturan pada "second lockdown".

KBRI London terus melakukan langkah-langkah antisipasi untuk perlindungan WNI yang ada di Inggris, kata Counsellor Pensosbud KBRI London Hartyo Harkomoyo kepada Antara London, Jumat.

Satgas COVID-19 KBRI London terus memantau dan memberikan layanan informasi serta logistik bagi warga yang memerlukan bantuan.

Dikatakannya sejak Kamis (5/11) Pemerintah Inggris kembali menerapkan karantina nasional kedua di Inggris di tengah kasus positif virus corona mencapai lebih dari satu juta.

KBRI London bekerja sama dengan para diaspora dokter Indonesia dan mahasiswa PPI untuk memperkuat program bantuan dan konsultasi dokter terhadap warga yang sedang menderita COVID-19.

Baca juga: KBRI London ajak mahasiswa di Inggris dan Irlandia bangun bangsa

Baca juga: KBRI imbau WNI agar patuhi aturan kebijakan COVID-19 Inggris


Ia mengemukakan KBRI London sedang menggiatkan kembali beberapa kegiatan dialog virtual untuk menemani warga pada masa-masa penguncian wilayah.

Sementara itu, dokter muda Indonesia yang bertugas di Royal Shrewsbury Hospital, Ardito Widjono mengatakan gelombang kedua sudah jauh lebih besar dibanding yang pertama berdasarkan angka kasus positif.

Dokter Ardito Widjono yang biasa disapa Dito, putra pertama pasangan Argo Onny Widjono dan Endang Nurdin bekerja di BBC Indonesia, mengatakan penguncian kedua yang dimulai hari Kamis adalah untuk menekan kenaikan angka kasus positif.

Menurut Dito yang saat ini bertugas di Royal Shrewsbury Hospital sejak Agustus lalu, keputusan pemerintah Inggris menerapkan penguncian merupakan hal yang tepat untuk menekan kenaikan angka kasus positif.

Dito yang pada awal pandemi COVID-19 bertugas di rumah sakit Barnet di London utara, salah satu rumah sakit yang khusus merawat pasien corona sejak akhir Maret lalu.

Dokter Dito mengatakan meskipun sebagian karena lebih banyak tes yang dilakukan, hampir semua perkiraan dari badan riset mengatakan bahwa jumlah orang meninggal akan lebih tinggi di banding gelombang pertama. "Lockdown kedua yang akan dimulai hari Kamis, menurut saya tepat untuk menekan kenaikan angka kasus positif,” ujarnya.

Menurut Dito, rumah sakit di seluruh UK, mulai sibuk per pagi ini ada 11,000 orang yang kondisinya parah akibat COVID dan dirawat di rumah sakit.

Namun, badan kesehatan Inggris, NHS lebih siap dari sisi perlengkapan dan pengetahuan, ujar Dito yang sejak Agustus lalu, ia boleh memilih rumah sakit tempat bertugas.

Baca juga: KBRI harapkan PPI perkuat peran diplomasi di Inggris

Baca juga: KBRI London edukasi WNI di Inggris dan Irlandia hadapi new normal


Alasannya adalah, karena ia ingin mendapat pengalaman bertugas di sejumlah rumah sakit daerah, tidak hanya di London, khususnya di UGD.

Rumah sakit di sini menerima pasien dari banyak daerah lain termasuk dari Wales. "Dengan bertugas di daerah, saya merasa lebih aman karena saya menjauh dari keluarga, untuk mengurangi kemungkinan penularan ke mereka selama penguncian kedua ini," ujar Dito yang menyelesaikan pendidikan pada 2017 di program studi kedokteran King's College London.

Ia mengaku lebih tenang kerja di sini dibanding London yang jauh lebih banyak pasien yang harus saya tangani. Tapi, untuk pasien COVID-19 hampir sama dan juga ada peningkatan.

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020