Madrid (ANTARA News/AFP) - Polisi Spanyol hari Rabu menangkap sedikitnya sembilan orang, termasuk empat pengacara, dalam operasi untuk menumpas kelompok separatis bersenjata Basque ETA, kata satu sumber pengadilan.

Kesembilan orang itu ditangkap atas perintah seorang hakim anti-teroris dengan tuduhan "menjadi anggota atau bersekongkol" dengan ETA, kata sumber itu.

Keempat pengacara tersebut dituduh bertindak sebagai "agen" antara tahanan-tahanan ETA dan para pemimpin kelompok itu yang masih bebas, tambah sumber itu.

Mereka mencakup seorang wanita bernama Arantza Zulueta, salah satu pengacara terkenal Basque yang membela sejumlah anggota ETA.

Sedikitnya lima orang lain juga ditangkap sebagai bagian dari operasi itu. Penangkapan-penangkapan itu dilakukan dalam sejumlah penggerebekan terkoordinasi di kota-kota Basque Bilbao, San Sebastien dan Hernani.

Kantor berita Basque Vasco Press mengatakan, termasuk diantara mereka yang ditangkap adalah artis penerima penghargaan, Erramun Landa.

Operasi itu, yang disebut "sangat penting" oleh seorang juru bicara kementerian dalam negeri, dilanjutkan hingga Rabu sore.

Surat kabar Spanyol El Pais mengatakan di situs Internet-nya, penangkapan orang-orang itu dilakukan terkait dengan penyelidikan terhadap seorang pengacara Spanyol, Joseba Agudo Mancisidor, di Prancis baratdaya pada Oktober lalu yang dituduh bekerja sebagai pembawa pesan untuk ETA.

Menurut El Pais, operasi polisi itu juga merupakan hasil dari informasi yang ditemukan di dokumen-dokumen yang disita selama penangkapan pemimpin politik ETA Javier Lopez Pena di Prancis pada Mei 2008.

ETA, yang dianggap sebagai organisasi teroris baik oleh Uni Eropa maupun AS, ingin mendirikan sebuah negara Basque merdeka yang wilayahnya mencakup Spanyol utara dan Prancis baratdaya.

Kelompok separatis itu hari Rabu (17/3) dituduh membunuh seorang polisi dalam tembak-menembak di dekat Paris, Selasa (16/3), serangan mematikan pertama oleh kelompok bersenjata itu terhadap seorang aparat Prancis dalam operasi gerilya mereka yang telah berlangsung lebih dari 40 tahun.

Perdana Menteri Francois Fillon mengumumkan bahwa polisi itu telah menjadi korban "pembunuhan berdarah dingin oleh sebuah kelompok teroris", dan ia berjanji memburu orang-orang yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Spanyol dan Prancis bekerja erat untuk menumpas ETA, yang bertanggung jawab atas kematian ratusan orang dalam perang gerilya 41 tahun mereka untuk mendirikan negara merdeka Basque di wilayah-wilayah Spanyol utara dan Perancis baratdaya.

ETA, yang beberapa waktu lalu memperingati setengah abad kelahiran mereka, dibentuk pada 31 Juli 1959 oleh sebuah kelompok nasionalis mahasiswa sayap kiri yang menentang kediktatoran sayap kanan Jendral Francisco Franco, yang menindas bahas Basque.

Pasukan keamanan memperkirakan bahwa kelompok separatis itu, yang melemah akibat penangkapan para pemimpin tinggi mereka dan telah lama relatif tidak aktif, berusaha melakukan unjuk kekuatan untuk membuktikan bahwa mereka masih bisa melancarkan serangan terhadap pemerintah Spanyol dan menjaga semangat para pendukungnya.

Meski sebagian besar penduduk Basque tampaknya mendukung kemerdekaan bagi wilayah pegunungan itu, yang sudah memiliki otonomi besar, dukungan bagi kekerasan menurun dalam beberapa tahun terakhir ini.

Serangan fatal yang dituduhkan pada ETA terjadi pada Juni 2009, ketika sebuah bom mobil menewaskan seorang polisi anti-teroris di kota Bilbao, Basque.

ETA dituduh bertanggung jawab atas kematian lebih dari 800 orang dalam operasi kekerasan mereka selama puluhan tahun untuk kemerdekaan Basque.

Para analis mengatakan, ETA kehilangan dukungan bagi perjuangan mereka melalui kekerasan, namun pengumpulan pendapat umum menunjukkan mayoritas penduduk Basque mungkin masih menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari Spanyol.

Pada April, polisi menangkap tersangka komandan utama ETA Jurdan Martitegi, sehingga jumlah komandan mereka yang ditangkap menjadi empat orang dalam waktu kurang dari setahun.

Pemerintah Sosialis Perdana Menteri Jose Luis Rodriguez Zapatero menghentikan perundingan perdamaian dengan ETA setelah pemberontak tersebut membunuh dua orang dalam serangan bom mobil di bandara Madrid pada Desember 2006. (M014/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010