Banjarmasin (ANTARA News) - Mantan Ketua Mahkamah Agung (MA) Republik Indonesia, Bagir Manan, berpesan agar para hakim menjaga citranya. Pesan itu disampaikan saat menghadiri syukuran atas diangkatnya H. Akhmad Yamani, Wakil Ketua Pengadilan Tinggi (PT) Banjarmasin, sebagai hakim agung, Minggu.

Menurut mantan Ketua MA yang kini menjadi Ketua Dewan Pers itu, menjaga citra hakim tersebut perlu guna memelihara dan menegakkan harkat, martabat, serta wibawa lembaga peradilan Indonesia.

"Lembaga peradilan di Indonesia belakangan juga didera citra yang kurang baik, sehingga menjadi kewajiban dan tanggung jawab moril para hakim menegakkan kembali citra tersebut," katanya.

Yamani merupakan salah seorang hakim karier dari warga Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel), yang berhasil menjadi hakim agung pada MA.

Sebelumnya, ada dua orang yakni H. Syaifuddin Birhasani dan H. Masrani Basran.

Warga Banjar lain yang juga menjadi hakim agung, yaitu Prof.Dr. H. Abdurrahman, MH., tapi dosen Pascasarjana di bidang ilmu hukum pada Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin itu bukan hakim karier.

Wakil Ketua Komisi I bidang hukum dan pemerintahan DPRD Kalsel, Drs. Syarifuddin Sabang dari Fraksi Partai Golkar (FPG), menyatakan syukur ada urang Banjar yang kembali menjadi hakim agung dan sebagai hakim karier.

Namun, wakil rakyat Kalsel dari FPG yang juga mantan Ketua Umum Badan Koordinasi (Badko) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kalimantan itu, berharap agar Yamani dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya guna menjaga nama daerah Kalsel.

"Diharapkan, mereka dapat membimbing dan memotivasi hakim-hakim yunior asal Kalsel agar lebih berprestasi dan profesional dalam melaksanakan tugas sebagai seorang hakim, baik pada tingkat banding maupun peradilan tingkat pertama," kata Syarifuddin Sabang.

Syukuran Yamani sebagai hakim agung itu berlangsung di kedimanan saudara tuanya, yaitu H. Ahmad Makkie, di Jalan Pandan Sari Banjarmasin dengan dihadiri Ketua PT setempat serta para hakim pengadilan se-Kalsel.
(T.KR-SHN/E001/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010