Jakarta (ANTARA) - Huawei Indonesia memperkenalkan arsitektur mutakhir yang mereka kembangkan, bertajuk The Intelligent Twins untuk pertama kalinya di acara Inovasi Indonesia AI Summit 2020 yang dibuka resmi oleh Presiden Joko Widodo pada hari Selasa (10/11) dan digelar selama empat hari.

Arsitektur rujukan sistematik tersebut diperkenalkan guna mendukung pemutakhiran teknologi kecerdasan artifisial (AI) bagi sektor bisnis maupun pemerintahan.

Dengan berbasis pada Intelligent Twins, baik pelanggan maupun mitra Huawei dari berbagai sektor di Indonesia, dapat membangun solusi cerdas guna mendukung akselerasi transformasi di bidang AI serta mengantisipasi beragam skenario pemanfaatan teknologi AI.

Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro, Ph.D, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, menyampaikan bahwa peran teknologi sangat penting untuk mewujudkan visi Indonesia pada tahun 2045, yaitu menjadi negara berpendapatan tinggi.

"Kami menyadari bahwa misi besar tersebut hanya akan dapat terwujud melalui sinergi yang saling mendukung antar pemangku kepentingan, yang terdiri dari pemerintah, pelaku industri, akademia, dan komunitas," kata Menristek Bambang.

Menristek juga menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi berbagai pihak agar pemanfaatan AI lebih optimal dan sejalan dengan rencana pembangunan.

"Sinergi dan kolaborasi ini juga diperlukan agar pemanfaatan AI lebih optimal dan sejalan dengan rencana pembangunan. Kami menyambut baik komitmen dan peran aktif Huawei Indonesia dalam mendukung terwujudnya misi bangsa, termasuk partisipasinya dalam gelaran strategis ini," imbuhnya.

Sementara itu, Dr. Ir. Hammam Riza, M.Sc., Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menjelaskan bahwa BPPT saat ini sedang mengembangkan Pusat Inovasi Kecerdasan Artifisial (AI).

Pusat inovasi tersebut diharapkan dapat mendukung Indonesia menjadi negara maju, adil dan makmur yang didorong oleh inovasi, dan makin kompetitif di tengah persaingan era industri 4.0 dan digitalisasi saat ini.

"Untuk itu, kami memberikan apresiasi atas partisipasi dan kontribusi Huawei Indonesia dalam turut memberikan edukasi tentang inovasi terbaru berbasis kecerdasan artifisial yang dikembangkannya yang bermanfaat dalam makin memahami pemberdayaan kecerdasan artifisial untuk kepentingan strategis," ujar Hammam.

Baca juga: Samsung akan luncurkan lebih awal ponsel andalan untuk saingi Huawei

Baca juga: Samsung luncurkan Galaxy S21 lebih awal, saingi Apple dan Huawei

Baca juga: Huawei dan pakar gelar pertemuan bahas teknologi ramah lingkungan

"Go Cloud" ke "Go Intelligent"
Huawei Indonesia perkenalkan arsitektur "Intelligent Twins". (ANTARA/Huawei Indonesia)


Vice President Huawei Cloud & AI Business Group, Joy Huang, dalam paparannya bertajuk “Building All-Scenario Intelligence with the Intelligent Twins” mengatakan, industri sedang bertransformasi dari 'go cloud' menjadi 'go intelligent'.

"Inovasi AI tidak lagi terbatas pada satu skenario tunggal, adapun tren yang berlaku sekarang adalah bagaimana kecerdasan artifisial mampu mengantisipasi semua skenario," ujarnya.

The Intelligent Twins mendayagunakan cloud sebagai fondasi dan AI sebagai intinya.

Melalui kolaborasi di seluruh cloud, jaringan, edge, dan perangkat, Intelligent Twins memungkinkan sistem terbuka yang cerdas mampu melakukan persepsi semua dimensi, kolaborasi semua domain, penilaian yang tepat, dan evolusi berkelanjutan, serta mampu memberikan pengalaman cerdas bagi masyarakat, kota dan tata kelolanya, dan perusahaan di semua skenario.

Joy Huang juga membagikan pendekatan Huawei untuk membangun Intelligent Twins, yang terdiri dari empat lapisan, termasuk interaksi cerdas, koneksi cerdas, hub dan aplikasi.

Lapisan hub cerdas diberdayakan oleh cloud hybrid, fondasi terbaik untuk peningkatan cerdas, dan teknologi AI yang mengkatalisasi inovasi di seluruh proses bisnis utama dengan pengetahuan industri.

Sejauh ini, Huawei dan mitranya telah menghadirkan Intelligent Twins di lebih dari 600 proyek dan mengembangkannya ke berbagai industri, seperti pemerintah dan utilitas publik, transportasi, industri, energi, keuangan, perawatan kesehatan, dan penelitian ilmiah.

Teknologi AI telah dimasukkan ke dalam 11 proses bisnis utama Huawei dan diterapkan dalam 200 skenario, termasuk R&D, manufaktur, penjualan, dan pasokan. Huawei juga telah membina 8.000 karyawan digital untuk menangani skenario volume data massal, operasi berulang, dan persyaratan kompleks.

Baca juga: Indosat dan Huawei Membangun Jaringan SRV6 Pertama di Asia Pasifik

Baca juga: Huawei Indonesia dukung program vokasi pemerintah

Baca juga: Komentar Bos Huawei CBG soal blokir AS

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020