London (ANTARA News/AFP) - Inggris, Prancis dan Austria Kamis memperingatkan warga mereka yang sedang berkunjung ke Thailand untuk tidak menghadiri protes politik di Bangkok karena demonstrasi itu dapat berubah menjadi kekerasan.

Inggris telah memperingatkan warganya untuk tidak melakukan perjalanan, kecuali sangat penting, ke ibukota Thailand karena situasi "makin bergolak" di jalanan.

"Nasehat itu mencerminkan kekhawatiran kami pada keselamatan warga Inggris yang merencanakan untuk melakukan perjalanan ke Bangkok, karena risiko bahwa kekerasan dapat meletus tanpa peringatan dalam krisis politik yang makin meresahkan," kata kementerian luar negeri.

"Situasinya berubah atas dasar harian, dan kami merekomendasikan agar warga Inggris yang tinggal di Thailand atau melakukan perjalanan ke negara itu memeriksa nasehat perjalanan di situs Internet kementerian luar negeri secara tetap untuk mendapatkan perincian mengenai perkembangan lebih lanjut."

Sekitar 812.000 warga Inggris mengunjungi Thailand pada 2008, kata kementerian luar negeri, mengutip jumlah dari Otoritas Pariwisata Thailand.

Jurubicara Kementerian Luar Negeri Prancis, Bernard Valero, dalam pernyataannya mengatakan : "Kami menasehati rekan-rekan kami untuk menjalankan kehati-hatian sepenuhnya dan khususnya tidak pergi ke tempat ada pertemuan politik".

Ia menyampaikan kekhawatirannya akan peringatan keras oleh jurubicara militer Thailand, Sunsern Kaewkumnerd, bahwa pasukan dapat digunakan untuk menindak keras terhadap pengunjuk rasa anti-pemerintah di Bangkok.

"Kami telah menegaskan kembali permintaan kami pada pemerintah dan pemrots untuk bertindak bertanggungjawab," kata Valero.

Kemenerian Luar Negeri Austria juga mengeluarkan peringatan perjalanan, menasehati warganya untuk tidak melakukan perjalaan yang tidak penting ke ibukota Thailand, dengan menyebut risiko keamanan yang tinggi di wilayah Bangkok.

Serangkaian ledakan granat telah menghantam demonstrasi pro-pemerintah di Bangkok, Kamis, yang menyebabkan tiga orang tewas dan 70 orang terluka, termasuk sejumlah warga asing, dalam pertumpahan darah terakhir di pusat ibukota Thailand.

Pemerintah menyatakan lima granat talah ditembakkan dari tempat perkemahan pemrotes Kaos Merah anti-pemerintah, yang dijaga dengan ketat dalam beberapa hari belakangan ini dengan pancang bambu runcing dan tumpukan ban mobil.

Demonstran telah menduduki sebuah tempat di Bangkok tengah, untuk meminta pemilihan segera.

Menurut seorang diplomat Barat yang minta untuk tidak disebutkan namanya, satu warga Jepang dan satu warga Australia termasuk di antara mereka yang terluka. PBB dan AS telah mendesak semua pihak untuk mengendalikan diri. (S008/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010