Sejumlah permasalahan dan krisis yang terjadi di negeri ini membuat sebagian publik cenderung kurang percaya terhadap masa depan bangsa, kata Menag dalam sambutannya pada pembukaan Rapat Kerja (Raker) Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat di Jakarta, Jumat.
Raker yang dihadiri Sekjen Kemenag Bahrul Hayat, Gubernur Jabar yang diwakili Kabiro Yansos A Ruchyat, dan Kakanwil Kemenag Jabar Muhaimin Lutfie, berlangsung hingga 25 April, diikuti 106 peserta, dengan tujuan sebagai evaluasi program kerja, deteksi persoalan mendatang dan mencari solusi dalam menghadapi isu strategis.
Menteri mengatakan kompleksnya persoalan dewasa ini ikut mempengaruhi kehidupan masyarakat. Untuk itu perlu direspon dengan memperkuat potensi umat melalui pembangunan bidang agama. Pembangunan yang dilakukan tidak bersifat parsial, tetapi bersifat komprehensif dan holistik untuk mewujudkan Indonesia yang kuat dan bermartabat.
Belakangan ini sejumlah permasalahan dipandang sebagai persoalan yang tak kunjung tuntas. Padahal negeri ini menyimpan begitu banyak potensi untuk masuk ke barisan negara besar dan maju, katanya.
Selain potensi, lanjut Menag, sesungguhnya jika dilihat kembali catatan perjalanan yang dilalui puluhan tahun ke belakang telah banyak capaian besar yang diraih bangsa hingga saat ini.
Namun menurut Menag, karena kekurangpekaan dan kurangnya kesungguhan sebagian aparat pemerintah untuk melakukan perubahan yang baik, maka akhirnya terjadi apa yang disebut ketidakkepercayaan publik itu.
Oleh karena itu, menurut Suryadharma Ali, membangun kepercayaan publik menjadi hal yang sangat mendasar dalam ranah pelayanan birokrasi.
Lantas Menag mengutip buku "The Speed of Trust" yang menyebut bahwa untuk menjadi layak dipercaya, ada empat hal yang harus diperkuat: yaitu, integritas, target, kemampuan, dan hasil.
Jika mampu mengintegrasikan kinerja dan program 2010 berdasarkan hal itu, maka ia merasa yakin kredibiltas pelayanan birokrasi akan semakin kuat.
(E001/B013/P003)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010
