Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan Kapolri Bambang Hendarso Danuri dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutanto untuk menindaklanjuti aksi kekerasan di Batam.

Menurut Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha di Jakarta, Jumat, Presiden telah menerima laporan lengkap dari Kapolri tentang konflik antarpekerja di PT Drydocks World Graha, Batam, Kepulauan Riau, yang dipicu oleh pernyataan bernada rasisme dari seorang pekerja asing itu.

Presiden juga memerintahkan agar kasus tersebut ditangani secara baik agar tidak berdampak meluas dan dimanfaatkan oleh orang-orang tertentu yang memang menginginkan terjadinya kerusuhan.

Meski saat ini kondisi di Batam sudah kondusif dan kondisi keamanan sudah terkendali, lanjut Julian, Presiden juga menekankan agar semua pihak tetap waspada agar tindak kekerasan serupa tidak terulang lagi.

"Presiden telah menginstruksikan Kapolri, Kepala BIN, untuk menindaklanjuti kasus tersebut. Pada saat pertemuan di Kantor Wakil Presiden hari ini, Presiden juga menginstruksikan hal ini dibahas," ujarnya.

Julian menyatakan Presiden Yudhoyono sangat prihatin dan memberikan perhatian penuh terhadap aksi kekerasan di galangan kapal PT Drydocks World Graha yang mengakibatkan rusaknya dua kantor, satu gudang, serta 27 mobil.

Mengamati peristiwa itu, Julian meyakini hal itu tidak akan berdampak pada iklim investasi.

"Yang terjadi kemarin sudah diamati, tidak akan berdampak jauh sampai kepada investor," ujarnya.

Akibat peristiwa itu, sekitar 30 pekerja asing dievakuasi polisi ke Markas Kepolisian Kota Besar Batam.(D013/B013)

Pewarta: Ricka Oktaviandini
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010