Seoul (ANTARA News) - Satu tim penyelidikan swasta dan militer untuk sementara menyimpulkan, bahwa karamnya secara misterius kapal perang Korea Selatan bulan lalu disebabkan oleh ledakan luar yang kuat dan berjarak dekat ketimbang hantaman langsung, kata para penjabat pemerintah Ahad.

"Pemeriksaan awal pada buritan kapal Cheonan yang diselamatkan Sabtu membawa para penyelidik pada kesimpulan awal, bahwa kapal perang tersebut dihantam oleh suatu ledakan dari luar bukan kontak secara langsung," kata seorang penjabat tinggi pemerintah seperti dilaporkan kantor berita Yonhap.

"Selain bukan dihantam langsung oleh torpedo atau senjata bawah air lain, Cheonan diguncang oleh ledakan kuat yang terjadi di bawah dasarnya dari jarak cukup dekat," kata penjabat itu.

Dia juga membenarkan hasil penyelidikan sebelumnya yang diumumkan tak lama setelah buritan kapal itu diangkat 10 hari lalu.

Cheonan terbelah menjadi dua dan karam pada 26 Maret, setelah suatu ledakan yang tak bisa dijelaskan terjadi di dekat perbatasan laut barat dengan Korea Utara.

Empatpuluh dari 104 awak kapal itu telah dikonfirmasikan tewas. Enam lainnya masih dinyatakan hilang, tetapi pemerintah dan keluarga mereka telah sepakat mengelompokkan bahwa mereka meninggal

Limapuluh delapan awak lainnya berhasil diselamatkan sebelum kapal itu tenggelam.

Separoh dari kapal itu diangkat dari laut pada 15 April.

Setelah dilakukan pengujian pertama atas bangkai kapal itu, para penyelidik mengatakan, suatu `ledakan dari luar` yang tak bisa dikenali tampaknya menjadi penyebab utama karam kapal itu.

Pendapat itu memicu kecurigaan atas keterlibatan Korea Utara, dengan dugaan mungkin menerpedo atau melakukan serangan ranjau laut.

Tempat kapal itu karam berada di dekat kedua negara itu terlibat perang singkat berdarah pada 1999, 2002 dan pada November tahun lalu.

Korea Utara telah menolak tuduhan-tuduhan bahwa pihaknya terlibat atas karamnya kapal perang tersebut.

Hasil penyelidikan awal itu terbit pada saat keluarga 46 pelaut yang tewas memulai masa berkabung selama lima hari, pada Ahad.

Suatu upacara pemakaman bersama rencananya akan diselenggarakan Kamis depan di satu pangkalan angkatan laut di Pyeongtaek, sekitar 70 kilometer di selatan Seoul.

Pemerintah metropolitan Seoul mengumumkan, akan mendirikan sebuah altar di Plaza Seoul, di pusat ibu kota Ahad petang, untuk memberi kesempatan warga biasa menyampaikan belasungkawa mereka.(H-AK/H-RN)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010