Singapura (ANTARA News) - Harga Minyak turun di perdagangan Asia, Selasa, karena para investor melakukan aksi ambil untung setelah mengalami "rally" baru-baru ini, kata para analis.

Para pedagang juga menunggu hasil-hasil dari pertemuan Federal Reserve AS, Selasa dan Rabu dan keluarnya laporan mingguan AS yang mengindikasikan permintaan energi di ekonomi terbesar dunia itu, sebagaimana dikutip dari AFP.

Kontrak utama New York untuk minyak mentah jenis light sweet pengiriman Juni turun 54 sen menjadi 83,66 dolar per barel pada perdagangan pagi. Sementara minyak mentah Brent North Sea pengapalan Juni turun 26 sen ke posisi 86,57 dolar.

"Penurunan itu disebabkan `profit-taking` harga-harga minyak mentah (New York) yang "rally" Jumat lalu hingga mencapai 85,50 dolar," kata Serene Lim, analis minyak ANZ Bank yang berbasis di Singapura.

Karena minyak diperdagangkan dalam dolar, maka penguatan atau pelemahan mata uang AS akan mempengaruhi harga minyak dan juga permintaan.

Dewan Federal Reserve AS akan mendiskusikan apakah menaikkan atau tidak suku bunga utama dari kisaran nol ke 0,25 persen di mana sudah berlangsung sejak 2008.

Secara historis tingkat suku bunga rendah nampaknya sebagai suatu hal krusial untuk mendukung pemulihan ekonomi. Para investor akan terus melihat jika Fed mengulang janji yang sudah berjalan lama untuk mempertahankan suku bunga sangat rendah "periodenya diperpanjang."

Ekonomi Amerika Serikat, suatu mesin untuk pertumbuhan global, sedang dalam masa pemulihan dari pelemahan terburuknya sejak 1930-an.

Lim mengatakan bahwa para pemain pasar minyak juga akan memonitor laporan mingguan Departemen Energi AS (DoE) yang dijadwalkan dirilis pada Rabu.

Laporan tersebut merupakan suatu indikator permintaan dalam negara konsumen energi terbesar dunia itu.(S004/A024)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010