Paris (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Mantan Presiden Panama Manuel Noriega yang diekstradisi telah tiba di Paris pada Selasa pagi lewat penerbangan Angkatan Udara Prancis, menurut sumber di bandara Paris.

Pesawat AF695 yang ditumpangi Noriega dari bandara udara Miami, Amerika Serikat pada Senin petang, mendarat di bandara Paris pukul 7.50 waktu setempat, menurut para pejabat di bandara itu yang enggan dikutip namanya.

Kementerian Kehakiman Prancis telah mengkonfirmasi ekstradisi eks-pemimpin Panama tersebut.

Pemerintah Panama pada Senin malam mengumumkan bahwa pihaknya merasa puas dengan ekstradisi AS yang ditandatangani Menteri Luar Negeri AS Hillary Rodhan Clinton itu.

Noriega yang dituduh melakukan pencucian uang lebih dari tiga juta dolar AS hasil penjualan obat terlarang, telah dihadapkan ke pangadilan, belum dikonfirmasi apakah ia di Prancis atau Panama.

Yves Leberquier, pengacara asal Prancis yang mendampingi Noriega mengatakan kliennya tidak bisa diadili oleh pengadilan Prancis, dan berargumen bahwa pengadilan tersebut tidak sesuai dengan hukum dan situasi saat ini, dan Noriega masih memiliki kekebalan selaku mantan kepala negara.

Noriega telah diputuskan oleh pengadilan AS sebagai "tahanan perang".

"Kami akan meminta pengadilan Prancis tidak berhak mengadili Noriega," kata Leberquier kepada radio France Info.

Noriega (76) berkuasa di Panama dari tahun 1983 hingga 1989 sebelum ia ditumbangkan oleh invasi militer AS terhadap negara Amerika Tengah itu.

Ia dihukum penjara selama 17 tahun di penjara AS atas tuduhan pengedaran obat terlarang dan diduga kuat akan dibebaskan pada September tahun ini.

Laporan awal mengatakan ia mungkin menghadapi pengadilan dalam dua bulan setelah ekstradisi dan jika terbukti bersalah, maka hukuman penjara 10 tahun bakal menanti dia.

(Uu.M043/B002/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010