Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menggebrak minat teknologi kedirgantaraan melalui wadah kompetisi roket untuk mahasiswa se-Indonesia.

Sebelum kompetisi berlangsung, Minggu (25/4), Lapan turut mendukung DP2M DIKTI, UGM, AAU, dan Pemkab Bantul dalam hal penyelenggaraan workshop bertajuk Kompetisi Roket Indonesia (Korindo) 2010.

Ajang berbasis teknologi dirgantara ini bertujuan untuk menjaring minat dan prestasi mahasiswa dalam rancang bangun sistem muatan roket. Workshop berlangsung di Ruang Sidang II, Gd. KPTU, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, mulai pukul 08.00 hingga 17.00 WIB.

Mengawali acara, Dekan Fakultas Teknik UGM, Ir. Tumiran, M.Eng., Phd menyambut baik kegiatan Korindo ini. Dalam sambutannya, ia menegaskan UGM akan terus berpartisipasi dalam mengembangkan teknologi kedirgantaraan di kalangan generasi muda.

Ia menyatakan,“Mudah-mudahan dengan kerjasama antara beberapa lembaga yang melibatkan para mahasiswa, pengembangan teknologi roket dapat bermanfaat bagi masyarakat, dalam hal ini UGM akan sangat mendukung karena memang UGM adalah perintis pengembangan roket oleh mahasiswa, melalui roket gajah mada (rogama), kala itu.”

Sementara itu, dalam sambutan yang lain, Kepala Pusat Teknologi Dirgantara Terapan Lapan, Dr. Rika Andiarti, mengungkapkan,“Lapan mengambil inisiatif untuk melakukan space education, dan Korindo ini sebagai salah satu wahananya."

Ia juga menambahkan, dalam program Lapan, diharapkan pada tahun 2014, Lapan dapat meluncurkan satelit buatan sendiri dengan roket buatan sendiri. Dengan demikian, Indonesia mampu mandiri di bidang teknologi kedirgantaraan.

Selanjutnya, Direktur DP2M DIKTI, Prof. Ir. Suryo Hapsoro Tri Utomo, Ph.D membuka workshop Korindo 2010 yang bertemakan “Homing Meteo Payload”.

Workshop ini berisi materi-materi dasar mengenai Providing Payloads a Smoother Ride to Orbit, Sejarah dan Perkembangan Roket di Indonesia, serta Desain dan Simulasi Roket Korindo 2010. Juga penjelasan mengenai skenario pelaksanaan lomba, simulasi lomba dan pembagian komponen, serta technical meeting.

Prof. Ir. Suryo Hapsoro Tri Utomo, Ph.D menekankan,“Pengembangan roket oleh mahasiswa sangat penting untuk kemandirian teknologi roket di masa akan datang. Diharapkan dengan adanya sinergi antara mahasiswa dengan lembaga-lembaga yang berkompetensi dengan teknologi roket dapat meneruskan pengembangan teknologi dirgantara untuk kepentingan damai dan ketahanan pangan.”

Workshop dihadiri 40 tim hasil seleksi dari 74 tim pendaftar yang berasal dari berbagai universitas di tanah air. Nantinya, ke-40 tim ini akan mengikuti tahap lebih lanjut, yakni peluncuran dan presentasi akhir, demikian siaran pers Lapan.

(S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010