"Kami telah melakukan berbagai persiapan yang matang kepada mereka termasuk memberikan les tambahan sebelum ujian nasional (UN), sayangnya mereka terpengaruh kunci jawaban palsu yang beredar," kata Kepala SMK Negeri 1 Ambon, John Soukotta di Ambon, Sabtu.
Peserta UN di SMK yang masuk program Sekolah Rintisan Berbasis Internasional (SRBN) untuk bidang studi manajemen dan pariwisata ini sebanyak 312 orang, tujuh di antaranya tidak mengikuti UN dan hanya 83 siswa yang berhasil.
Saat UN berlangsung, ada empat lembaran kunci jawaban palsu UN yang beredar di tangan siswanya tapi sejauh ini belum diketahui dari mana lembaran tersebut berasal.
Soukotta mengatakan, siswa yang berhasil dalam UN rata-rata tidak menggunakan lembaran kunci jawaban yang didapatkan karena setelah diteliti, ternyata jawabannya tidak cocok dengan pertanyaan.
"Kebanyakan siswa SMK Negeri 1 yang tidak lulus UN jatuh pada mata pelajaran matematika akibat terpengaruh lembaran jawaban yang beredar, sedangkan bidang studi lainnya seperti Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris tergolong bagus," katanya.
Karena setiap penerimaan siswa untuk tahun ajaran baru, SMK ini melakukan seleksi yang cukup ketat seperti wawancara lisan dan tulisan dengan calon siswa dalam bahasa Inggris, di samping mempertimbangkan faktor lainnya berupa laporan pendidikan semester I - VI selama di bangku SMP.
"Meskipun banyak siswa yang tidak lulus tahun ajaran 2009/2010, tapi kami tetap melaksanakan UN secara jujur dan melarang para guru memberikan bantuan kepada para siswa," katanya.
(D008/Z002/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010