Jakarta (ANTARA News) - Ketua LSM Setara Institute, Hendardi, mengingatkan bahwa kepolisian tidak perlu takut terhadap tekanan kelompok tertentu seperti ormas keagamaan terkait dengan penyerangan acara pelatihan HAM bagi waria di Depok, Jawa Barat.

"Polisi tidak perlu takut tekanan kelompok tertentu," kata Hendardi di Jakarta, Selasa.

Menurut Hendardi, sangat jelas dan gamblang siapa pihak-pihak yang melakukan tindak kekerasan.

Jadi, ujar dia, seharusnya tidak sulit bagi polisi untuk menindak pelaku tindakan kriminal tersebut.

Ia menegaskan, setiap tindakan kekerasan adalah kriminal dan harus diusut hingga tuntas.

"Jika Polres Depok merasa tidak mampu, sebaiknya Polda Metro Jaya mengambil alih kasus ini agar pengusutan bisa tuntas sampai adanya pertanggungjawaban hukum," katanya.

Senada dengan Hendardi, Ketua Umum Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) Musdah Mulia mengatakan, kekerasan serupa kerap terjadi dan dibiarkan oleh aparat.

"Karena itu, aparat Polri harus dimintai pertanggungjawaban terhadap tindakan pembiaran semacam itu," katanya.

ICRP juga menyatakan, tindakan kekerasan dan main hakim sendiri adalah pelanggaran hukum dan konstitusi yang nyata.

Beberapa waktu lalu Front Pembela Islam (FPI) Kota Depok membubarkan secara paksa acara pelatihan HAM yang diikuti oleh para waria yang digelar di Hotel Bumiwiyata, Kota Depok, Jawa Barat, Jumat (30/4) siang.

Puluhan anggota FPI mendatangi tempat pelatihan tersebut dengan mengendarai sepeda motor sekitar pukul 10.30 WIB, lengkap dengan atribut khasnya. Mereka langsung masuk ke tempat acara tersebut dan membubarkan secara paksa sehingga para waria tersebut berhamburan keluar.

Pihak kepolisian memperketat penjagaan di lokasi acara pelatihan HAM bagi waria tersebut, dengan menambah aparat keamanan agar tidak terjadi kericuhan kembali.

(T.M040/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010