Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua DPR dari Fraksi Partai Golkar Priyo Budi Santoso menilai bahwa anggaran Rp1,8 miliar untuk pembangunan gedung baru di Kompleks DPR RI terlalu mahal.

"Kalau benar anggarannya Rp1,8 triliun itu terlalu besar. Sebaiknya usulan anggaran tersebut diteliti dan dikaji ulang sebelum disetujui agar bisa dihemat," kata Priyo Budi Santoso, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa.

Dikatakan Priyo, terlepas dari kontroversi nilai anggarannya dirinya setuju DPR membangun gedung baru yang lebih representatif serta merenovasi gedung-gedung yang telah ada di DPR terutama gedung Nusantara I.

Menurut dia, gedung Nusantara I yang menjadi kantor bagi 560 anggota DPR dan tenaga ahli, asisten, dan staf fraksi sudah kelebihan kapasitas.

Di gedung Nusantara I juga terdapat Komisi VI, Komisi IX, Komisi X, dan Komisi XI yang sering digunakan rapat kerja dengan menteri-menteri kabinet.

"Padahal, berdasarkan kajian dari Kementerian Pekerjaan Umum di gedung Nusantara I telah mengelami keretakan di beberapa bagian akibat gempa bumi Tasikmalaya, pada 2008," katanya.

Hasil kajian Kementerian Pekerjaan Umum itu, katanya, membuat orang yang berkantor di gedung Nusantara I menjadi merasa kurang nyaman.

Dikatakannya, karena adanya keretakan di beberapa bagian gedung Nusantara I sehingga DPR periode 2004-2009 berencana akan membangun gedung baru di lahan yang masih tersedia di komplek DPR.

"Rencananya gedung baru itu akan di bangun di lahan kosong di dekat gedung Nusantara I, tapi belum tahu persis perencanaan pembangunannya," kata Priyo.

Ketua DPR Marzuki Alie mengatakan, DPR memang akan membangun gedung baru tapi nilai anggarannya belum diputuskan berapa.

"Kalau nilai anggarannya Rp1,8 triliun itu terlalu mahal. Nanti akan kita minta tenaga ahli untuk melakukan kajian termasuk perkiraan anggaran yang efisien," katanya.

Dikatakannya, DPR belum memutuskan akan membangun gedung baru DPR senilai Rp1,8 miliar tapi baru akan melakukan pengukuran batas-batas lahan yang menjadi aset DPR dan melakukan "block design".

Pada tahun anggaran 2010, katanya, DPR menganggarkan Rp250 miliar untuk melakukan pengukuran, block design hingga grand design.

"Dari block design yang dibuat nanti akan kita pelajari dulu sebelum sampai dibuat grand design," kata Marzuki.

(T.R024/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010