Jakarta (ANTARA News) - Para kolektor barang-barang seni Indonesia mengharapkan lelang Benda Berharga asal Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) Cirebon dapat dilakukan per unit.

"Banyak sebenarnya para kolektor Indonesia yang berminat untuk memiliki artefak-artefak tersebut. Karena itu saya usulkan lelang jangan untuk pemborong saja," kata Presiden Direktur PT Balai Lelang Indonesia, G Gunawan, usai mengikuti lelang artefak abad ke-10 di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan sejarah perdagangan yang "diceritakan" oleh artefak-artefak yang dilelang satu lot tersebut sangat penting. Dengan memisah benda-benda berharga tersebut berarti risiko untuk kehilangan sekaligus benda-benda bersejarah tersebut dapat dihindari.

Bisa saja, lanjut Gunawan, museum yang memberi satu lot artefak lima dinasti dari China tersebut mengalami musibah, dan akhirnya bukti sejarah Indonesia akan hilang tak tersisa.

Menurut dia, penjualan per unit pun justru akan memberikan hasil yang lebih besar apabila dijual secara borongan.

"Jelas kalau benda-benda ini dijual borongan tidak ada kolektor Indonesia yang mampu membelinya, sisihkan lah bagi rakyat Indonesia, siapa tahu ada yang ingin menyimpan satu unit," ujar dia.

Atas tidak adanya peminat pada lelang tahap awal tersebut, Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad mengatakan pemerintah akan melakukan evaluasi dan melaporkannya ke Presiden.

Ia membenarkan sudah banyak pihak asing termasuk dari museum telah berminat menawar langsung kepada pemerintah.

"Tentu banyak juga museum dari Singapura, Taiwan, dan China yang telah melakukan pembicaraan informal. Tapi kita coba tenangkan dulu pro dan kontra di masyarakat, baru dibicarakan lagi secara `G to G`," katanya.

Sebelumnya telah disebutkan bahwa ada 20 peminat lelang 271.000 lebih artefak BMKT Cirebon. Namun hingga malam menjelang proses lelang belum ada yang menyetorkan dana 20 persen dari 80 juta dolar AS yang dipersyaratkan.

Karena itu Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang pada saat lelang diinterupsi oleh aksi demo tunggal mahasiswa Universitas Indonesia bernama Aditya akan tetap menjalankan lelang sesuai peraturan yang ada.
(T.V002/A026/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010