Surabaya (ANTARA News) - Beragam cara dilakukan sekolah dan para siswa SMP (sekolah menengah pertama) maupun MTs (madrasah tsanawiyah) di Jawa Timur, dalam mensyukuri kelulusan UN (ujian nasional), Jumat.

Di Kabupaten Sumenep, misalnya, siswa SMPN 2 Sumenep, Madura, diwajibkan sungkem kepada orang tuanya sebelum mengambil pengumuman hasil kelulusan UN.

Kepala SMPN 2 Sumenep, Ata`ur Rahman, menjelaskan, siswanya yang menjadi peserta UN tahun ini sebanyak 326 orang dan semuanya dinyatakan lulus.

"Sebagai bentuk syukur, kami mewajibkan anak-anak (siswa) untuk sungkem kepada orang tuanya atau walinya, sekaligus minta doa restu sebelum mengambil pengumuman hasil kelulusan UN," ujarnya.

Ia menuturkan, pengumuman hasil kelulusan UN bagi siswanya berupa selembar kertas yang dimasukkan ke dalam amplop tertutup.

"Kami menginstruksikan siswa mengambil pengumuman hasil kelulusan UN di rumah wali kelas masing-masing, sambil menunjukkan surat keterangan telah sungkem yang ditandatangani oleh orang tua atau walinya," ucapnya menambahkan.

Kalau tidak menunjukkan surat keterangan telah sungkem, kata dia, untuk sementara pihaknya melalui wali kelas tidak akan menyerahkan pengumuman hasil kelulusan UN pada siswanya tersebut.

Masih dari Pulau Garam, pengumuman kelulusan siswa SMP dan MTs di Kabupaten Pamekasan tanpa dirayakan dengan konvoi sebagaimana pengumuman kelulusan siswa SMA/MA dan SMK.

Tidak terlihat sama sekali siswa yang melakukan konvoi merayakan kelulusan, baik di jalan raya di dalam kota ataupun di luar kota Pamekasan. Bahkan di sejumlah lembaga pendidikan terlihat sepi.

Pantauan ANTARA di sejumlah lembaga pendidikan tingkat SMP di Pamekasan, seperti SMP Negeri 3, SMP Negeri 4 dan SMP Negeri 1, terlihat sepi.

Di SMP Negeri 3 Pamekasan, hanya terlihat beberapa orang siswa bergerombol sambil ngobrol dengan teman-temannya lalu pulang. Demikian juga di SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 4.

Dari Sidoarjo dilaporkan, siswa SMP Al Muslim, Waru, memilik cara tersendiri dalam menyambut kelulusan yaitu dengan mencuci motor serta menyuapi guru dengan nasi kuning.

Salah seorang siswa SMP Al Muslim, Farida, mengatakan, kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas kelulusan yang mereka terima.

"Kami bersyukur bisa lulus seratus persen dari dua puluh lima siswa yang mengikuti ujian nasional pada tahun ini," ujarnya.

Dari Malang dilaporkan, angka ketidaklulusan UN utama tingkat SMP/MTS pada 2010 meningkat jika dibandingkan hasil 2009.

Kepala Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Kota Malang Sofwan, mengakui, pada 2010 jumlah siswa yang tidak lulus mencapai 19,46 persen atau 2.128 siswa dari total peserta UN sebanyak 10.932 siswa.

"Tahun lalu yang tidak lulus sekitar 14 persen dari total peserta 10.659 siswa. Hanya saja, tahun lalu siswa yang tidak lulus harus mengulang di kelas 3, sedangkan sekarang hanya mengulang UN saja," kata Sofwan.

Sementara di Kota Batu, angka ketidaklulusan UN utama SMP juga jeblok. Dari 2.010 peserta UN utama, yang tidak lulus mencapai 580 siswa atau sekitar 28,8 persen.

Sedangkan untuk Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kota Malang, tingkat ketidaklulusannya mencapai 25,82 persen atau 364 siswa dari total peserta sebanyak 1.410 siswa.

Sedangkan Kabupaten Jember, sebanyak 1.503 siswa SMP dan MTs negeri/swasta tidak lulus UN utama.

Kepala Bidang SMP/SMA Dinas Pendidikan Jember, Tatang Priyanggono mengatakan, secara rinci jumlah siswa SMP negeri dan swasta yang tidak lulus sebanyak 785 siswa dari 19.835 peserta UN. Sementara jumlah siswa MTs negeri dan swasta yang tidak lulus UN sebanyak 359 siswa dari 8.308 peserta.

Menurut Tatang, angka kelulusan siswa SMP negeri/swasta sebanyak 19.050 siswa atau 96, 04 persen, sehingga angka ketidaklulusan masih dianggap wajar sebesar 3,96 persen.

Untuk Madiun, sedikitnya 621 siswa SMP negeri dan swasta dinyatakan tidak lulus UN tahun 2010 yang hasilnya diumumkan hari ini di masing-masing sekolah

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun, Sumardi mengemukakan, jumlah siswa kelas IX yang terpaksa harus mengikuti ujian ulang tersebut terdiri dari SMP negeri sebanyak 597 siswa atau 8,3 persen dari 7.256 peserta UN, sedangkan SMP swasta sebanyak 24 siswa

"Jumlah ini belum termasuk madrasah tsanawiyah baik negeri maupun swasta di Kabupaten Madiun. Dimana jumlah siswa madrasah tsanawiyah yang tidak lulus mencapai 36 siswa," ujar dia kepada wartawan.
(E009*E011*DYT*ZIZ/B010)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010