Washington (ANTARA News/AFP) - Undangan makan malam Iran pada seluruh 15 anggota Dewan Keamanan PBB pada Kamis merupakan tanda lain bahwa Teheran khawatir atas pengucilan internasional, kata seorang pejabat tinggi AS, Jumat.

Anne-Marie Slaughter, direktur perencanaan kebijakan di Kementerian Luar Negeri AS, mengatakan kepada para pejabat kementerian itu di Washington, Iran berusaha keras untuk mendekati masyarakat internasional dalam upaya menghentikan pengucilan yang meningkat terhadap negara itu.

"Presiden (Mahmoud) Ahmadinejad yang datang ke PBB, makan malam kemarin... Saya melihat hal ini sebagai tanda bahwa pemerintah (Teheran) sangat khawatir," kata Slaughter kepada diplomat dan staf Pelayanan Luar Negeri, dalam pernyataan yang disiarkan kepada wartawan.

"Mereka (orang Iran) selalu berusaha merintangi, namun... mereka bahkan lebih aktif kini dalam upaya menghentikan sesuatu yang bisa semakin mengucilkan mereka. Saya melihat hal itu sebagai tanda keberhasilan kita," kata Slaughter.

Ahmadinejad menjadi satu dari hanya dua kepala negara yag pergi ke PBB untuk menghadiri konferensi dua hari peninjauan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir.

Dalam satu langkah kejutan, Iran mengundang seluruh 15 anggota Dewan Keamanan PBB untuk makan malam Kamis di New York, sehingga terjadi salah satu kontak tertinggi AS-Iran sejak Revolusi Islam 1979.

Kotak itu berlangsung dengan Menteri Luar Negeri Iran Manouchehr Mottaki, yang menjadi tuan rumah makan malam yang tidak diduga-duga, di tengah meningkatnya krisis diplomatik.

Lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB -- Inggris, China, Prancis, Rusia dan AS -- sedang mempertimbangkan apakah akan memberlakukan babak sanksi keempat pada Iran terkait dengan program nuklirnya.

Ketegangan menyangkut program nuklir Iran memuncak setelah mereka menolak perjanjian nuklir yang ditengahi badan atom PBB dan juga mengumumkan rencana untuk membangun pabrik pengayaan uranium baru.

AS, Israel dan sejumlah negara Barat menuduh Iran menggunakan program nuklirnya sebagai selubung untuk membuat senjata atom, namun Teheran bersikeras bahwa program nuklirnya hanya untuk kepentingan sipil damai. (M014/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010