Ramallah, Tepi Barat (ANTARA News/AFP) - Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, pada Senin menyeru pemerintah Amerika Serikat (AS) menanggapi keberlanjutan pembangunan permukiman Israel setelah pembicaraan tidak langsung perdamaian diluncurkan.

"Pemerintah AS harus menanggapi tindakan Israel itu," katanya, dengan menambahkan bahwa Washington berjanji kepada rakyat Palestina akan menghentikan pemukiman Yahudi di Tepi Barat, termasuk di tanah Arab di Jerusalem Timur yang diduduki Israel.

"Itu harus ditanggapi," katanya.

Departemen Luar Negeri AS pada hari Minggu menyatakan, kedua pihak mengambil langkah "memadai bagi pembicaraan baik" dan bahwa Israel telah menjelaskan tidak akan ada pembangunan permukiman di Ramat Shlomo, Jerusalem timur, dalam dua tahun.

Tapi, Israel menegaskan, tidak berjanji membekukan kegiatan pemukiman di Jerusalem timur.

Pengumuman pada awal tahun ini bahwa 1.600 rumah pemukim akan dibangun di Rama Shlomo mengawali pembicaraan itu, yang pada ahirnya diumumkan pada Minggu.

Israel menyatakan, alur wajar pembangunan di Ramat Shlomo dimulai beberapa tahun setelah rencana awal disetujui.

Israel mempermalukan dan menantang AS dengan membantah bahwa negara Yahudi itu telah setuju membekukan pembangunan permukiman di Jerusalem timur, kata penasihat pemimpin Palestina pada Minggu.

"Pernyataan Israel itu merupakan upaya mempermalukan atau menantang pemerintah AS," kata Nimr Hammad, pembantu Presiden Palestina Mahmud Abbas, kepada kantor berita Prancis AFP.

Pejabat Israel pada Minggu membantah bahwa negara Yahudi itu telah setuju menghentikan pembangunan bermasalah di Jerusalem Timur menjelang peluncuran perundingan tidak langsung, yang ditengahi Amerika Serikat, antara Israel dengan Palestina.

Ketika mengumumkan awal perundingan tidak langsung perdamaian itu pada Minggu, yang telah lama ditunda, juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Philip Crowley menyatakan Israel telah setuju membekukan kegiatan perumahan Ramat Shlomo selama dua tahun.

Perundingan itu semula dijadwalkan berlangsung Maret, namun Palestina menarik diri setelah Israel mengumumkan rencana pembangunan 1.600 rumah di Ramat Shlomo di tanah capllokan Yerusalem timur.

Palestina setuju mempertimbangkan lagi perundingan setelah menerima jaminan Amerika Serikat bahwa perluasan permukiman Yerusalem itu akan dibekukan.

Pemerintah Abbas dukungan Barat menguasai Tepi Barat, sementara pesaing mereka, gerakan Hamas, menguasai Jalur Gaza.

Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah, yang setia pada Abbas, dalam pertempuran maut beberapa hari.

Sejak itu, wilayah miskin pesisir tersebut dikucilkan Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah, yakni Jalur Gaza, yang dikuasai Hamas, dan Tepi Barat, yang berada di bawah pemerintahan Abbas.

Eropa Bersatu, Israel dan Amerika Serikat memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris.

Pengadilan dunia menganggap tidak sah permukiman Israel, yang dibangun di tanah, termasuk Tepi Barat, yang dicaplok dalam perang 1967.

Palestina mengatakan kantung permukiman itu mengancam pembentukan negaranya. Di bawah tekanan Amerika Serikat pada November, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menerapkan pembekuan 10 bulan pembangunan perumahan di Tepi Barat, yang Abbas katakan tidak cukup.

Sekitar setengah juta pemukim tinggal di permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem timur bersama dengan 2,5 juta warga Palestina. Satu setengah juta lain warga Palestina tinggal di Jalur Gaza.
(Uu.B002/S005/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010