Lahat, Sumsel (ANTARA News) - Puluhan warga Desa Merapi, Kecamatan Merapi Selatan, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, Kamis, diduga keracunan makanan setelah mengalami gejala lemas, mual-mual, muntah dan mencret-mencret.

Korban dirawat di ruangan Instalasi Gawat Darurat (IRD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lahat dengan kondisi lemas dan pucat.

"Sebelumnya kami menyantap makanan pada acara arisan rutin yang diselenggarakan di kantor Camat Merapi Selatan, setelah itu beberapa jam kemudian mengalami gejala mual-mual dan kemudian muntah sehabis makan nasi uduk yang disediakan pada acara arisan tersebut," kata Sri, salah seorang korban keracunan.

Dia mengatakan, sesudah acara arisan rutin itulah kebanyakan orang yang ikut makan makanan yang disediakan mengalami rasa mual dan muntah.

Padahal sebelumnya tidak ada makanan lainnya, terakhir makan nasi uduk saat acara tersebut.

Setelah makan nasi uduk di acara rutin itu, kebanyakan warga mengalami gejala mual dan ada juga yang kondisi tubuhnya mendadak langsung lemas serta muntah-muntah.

?Kami juga makan nasi uduk itu. Setelah tiba di rumah, badan terasa lemas dan bahkan muntah,? kata dia pula.

Menurut Kamran, banyak warga yang hadir dalam acara arisan mengalami gejala yang sama, dan bahkan puskesmas setempat juga dipenuhi warga yang mengalami keracunan.

"Kami kaget setelah sampai di puskesmas dan diminta Camat agar semua warga yang mengalami keracunan untuk dirujuk langsung ke RSUD Lahat," ujar dia lagi.

Camat Merapi Selatan, Darmi Falentina, mengatakan awalnya di kecamatan itu digelar acara arisan rutin antardesa, di Desa Lubuk Pedaro dan Suka Merindu yang menjadi tuan rumah. Santapan yang disediakan hanya berupa nasi uduk.

"Nasi tersebut dimasak pada malam hari dan langsung dibungkus dengan kertas nasi cokelat yang lazim digunakan sehari-hari. Sekitar pukul 11.00 WIB tadi, para tamu arisan yang menyantap hidangan tersebut ternyata selang satu jam dari waktu makan mulai ada keluhan, dan puncaknya banyak korban yang terpaksa dilarikan ke RSUD Lahat," kata dia.

(L.U005*B014/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010