Magelang (ANTARA News) - Menteri Agama Suryadharma Ali, usai bersilaturahmi di Pondok Pesantren Tegalrejo Magelang, mengatakan, Ujian Nasional (UN) boleh dikritik tetapi jangan dihapus karena belum ada penggantinya.

"Ujian merupakan sebuah alat ukur keberhasilan siswa belajar, sekaligus sebagai alat ukur keberhasilan guru dalam mengajar maka jangan dihapus karena belum ada penggantinya. Penggantinya harus jelas," katanya, Jumat.

Ia mengatakan, tidak bisa membayangkan jika UN dihapus maak tidak ada alat ukur lalu untuk mengetahui murid atau guru berhasil dalam belajar mengajar.

"Kalau kualitas lulusan turun harus ada perbaikan, jangan disalahkan UN-nya," katanya.

Secara nasional, katanya, hasil UN untuk madrasah ada penurunan sedikit dan tidak terlalu buruk. Untuk Jateng cukup bagus, ada yang lulus 100 persen, 90 persen meskipun ada yang nol persen.

Menurut dia, kegagalan UN untuk madrasah karena kualitas yang beragam. Madrasah swasta jauh lebih besar sekitar 90-92 persen dan madrasah negeri hanya delapan persen.

Ia mengatakan, madrasah dikelola kiai atau tokoh masyarakat dengan kekuatan yang beragam.

"Kiai yang mendirikan madrasah bukan kiai yang banyak uang, tetapi hanya pengabdian agar masyarakat sekitar cerdas, belajar, dan tidak buta huruf," katanya.

Menag mengatakan, madrasah yang dikelola swasta sekitar 92 persen. Jadi, kalau tidak ada partisipasi masyarakat artinya kemampuan pemerintah memberikan layanan pendidikan hanya delapan persen.
Z003/H018/Z003

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010