Jakarta (ANTARA News) - Jaringan teroris yang terungkap di Aceh diduga akan menyerang pelaksanaan upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI, pada 17 Agustus 2010 yang dihadiri oleh Presiden RI.

Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri mengatakan hal itu di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat dalam jumpa pers yang juga dihadiri oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto.

Dugaan adanya serangan saat upacara itu, kata Kapolri, terungkap dalam sejumlah dokumen yang diperoleh saat polisi menangkap para tersangka di Bekasi dan Sukoharjo, Rabu dan Kamis (12-13/5).

"Mereka akan menyerang semua pejabat yang hadir pada Upacara 17 Agustus 2010. Semua pejabat negara akan dibunuh termasuk para tamu negara yang hadir," katanya.

Untuk itu, kelompok teroris ini sudah menugaskan seorang tersangka bernama Suhardi alias Usman untuk mengambil 21 pucuk senjata termasuk senjata pelontar granat.

Jika serangan itu berhasil dan semua pejabat negara terbunuh maka mereka akan mengganti negara demokrasi menjadi sistem negara yang sesuai dengan keinginan mereka, katanya.

Sementara itu, Djoko Suyanto mengatakan, apa yang disampaikan Kapolri itu bukan rekanan tapi hasil penyelidikan, penulusuran dan interogasi para tersangka.

"Pemerintah tidak boleh meremehkan informasi itu. Tidak boleh kita menyebut itu sebagai isu yang tidak mendasar," katanya.

Ia mengatakan, pemerintah berprinsip akan lebih baik meningkatkan kewaspadaan termasuk kewaspadaan para ketua RT dan RW.

Djoko meminta kepada para tokoh masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan untuk mempersempit ruang gerak para tersangka.

"Akan lebih baik jika ada keanehan di sekitar segera lapor ke kepolisian. Pencegahan jauh lebih baik dibandingkan dengan bertindak setelah ada kejadian," ujarnya.

Kasus terorisme ini terungkap di saat ada latihan militer di hutan Jantho, Aceh Besar, Pebruari 2010.

Dari tempat itu, Polri terus mengejar para tersangka hingga dapat ditangkap, Medan, Tangerang, Jakarta, Bekasi, Karawang, Solo dan Jakarta.

Diantara yang tertangkap, terdapat Dulmatin yang tewas dalam penangkapan di Pamulang, Tangerang.

Polri telah menangkap hidup 58 orang dan 13 orang tewas tertembak.

Sebanyak 16 puncuk senjata api dan ribuan amunisi dapat disita dari tangan para tersangka.

Dalam operasi pengejaran, sebanyak tiga anggota Polri tewas dan 13 lainnya mengalami luka-luka. (*)

(S027/E001/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010