Sanaa (ANTARA News/AFP) - Dua ahli perminyakan China dan empat prajurit Yaman diculik oleh orang-orang suku bersenjata di provinsi Shabwa, Minggu, kata satu sumber suku kepada AFP.

"Orang-orang bersenjata menculk dua ahli China dari mobil mereka di daerah Mater", provinsi Shabwa, 750 kilometer sebelah timur Sanaa, ibukota Yaman, kata sumber itu, dengan menambahkan bahwa empat prajurit Yaman juga diculik.

Sumber itu mengatakan, penculik adalah anggota suku Laqmush, dan mereka melakukan protes setelah seorang rekan mereka dari suku tersebut terluka oleh tembakan polisi di sebuah pos pemeriksaan di Mater.

Penculikan terakhir itu menambah kekhawatiran mengenai keamanan perusahaan asing, khususnya mereka yang mengembangkan sektor minyak dan gas di negara Semenanjung Arab itu

Orang-orang suku di kawasan miskin Yaman seringkali melakukan penyanderaan untuk menekan pemerintah agar memberikan bantuan, pekerjaan, atau membebaskan orang-orang suku rekan mereka yang ditahan.

Lima orang Jerman dan seorang warga Inggris yang diculik pada Juni 2009 di Yaman bagian utara hingga kini masih belum diketahui nasib mereka.

Kelompok orang Barat itu termasuk diantara sembilan orang yang diculik di daerah Saada, markas gerilyawan Syiah yang dipimpin Abdel Malek al-Huthi. Tiga orang lain dalam kelompok itu -- dua orang Jerman dan seorang Korea Selatan -- dibunuh.

Sebelumnya pada Januari, kelompok suku Yaman menculik seorang wanita Afrika Selatan dan dua putranya, dengan menuntut pihak berwenang membebaskan sekelompok tahanan. Para penculik membebaskan orang-orang itu beberapa hari kemudian.

Pertengahan Desember, orang-orang suku bersenjata menculik tiga warganegara Jerman di Yaman bagian barat dalam upaya mendorong pembebasan keluarga mereka yang ditahan oleh polisi.

Ketiga orang Jerman itu, yang terdiri dari seorang wanita yang bekerja untuk Badan Kerja Sama Teknis Jerman (GTZ) dan kedua orang-tuanya yang sedang berlibur bersamanya di Yaman, dibebaskan tanpa cedera hampir sepekan kemudian.

Pada Desember 2005, seorang mantan menteri pemerintah Jerman, istrinya dan tiga anaknya diculik oleh orang suku di Yaman bagian tenggara, dan mereka dibebaskan tanpa cedera beberapa hari kemudian.

Lebih dari 200 warga asing diculik di Yaman dalam 15 tahun terakhir.

Hampir semua orang yang diculik itu dibebaskan tanpa cedera setelah penengahan yang melibatkan pemimpin-pemimpin suku.

Namun, pada 2000, seorang diplomat Norwegia tewas terperangkap dalam tembak-menembak, dan pada 1998 empat orang Barat tewas tertembak ketika militer berusaha membebaskan mereka dari kelompok muslim garis keras yang menyandera 16 wisatawan.

Selain penculikan, pemerintah Yaman juga menghadapi kekerasan separatis di wilayah-wilayah utara dan selatan.

Yaman Utara dan Yaman Selatan secara resmi bersatu membentuk Republik Yaman pada 1990 namun banyak pihak di wilayah selatan, yang menjadi tempat sebagian besar minyak Yaman, mengatakan bahwa orang utara menggunakan penyatuan itu untuk menguasai sumber-sumber alam dan mendiskriminasi mereka.

Negara-negara Barat dan Arab Saudi, tetangga Yaman, khawatir negara itu akan gagal dan Al-Qaeda memanfaatkan kekacauan yang terjadi untuk memperkuat cengkeraman mereka di negara Arab miskin itu dan mengubahnya menjadi tempat peluncuran untuk serangan-serangan lebih lanjut. (M014/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010