Palu (ANTARA News) - Kepala Dinas Pertambangan Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Provinsi Sulteng, Solmi, mengatakan, tidak ada jalan lain untuk mengatasi krisis listrik di Palu dalam jangka pendek kecuali menyewa mesin.

"Tidak ada cerita lain kecuali sewa mesin. Tapi kan bukan saya pengambil kebijakan," kata Solmi saat dengar pendapat bersama komisi gabungan DPRD Sulteng di Palu, Rabu.

Rapat tersebut juga dihadiri Manager PT PLN Cabang Palu Nyoman Sujana, Ketua Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia (Akli) Sulteng Farid Nassar, Perwakilan PLTU Mpanau Palu dan komisi gabungan DPRD Sulteng.

Rapat tersebut digelar karena krisis listrik di Palu kian memburuk. Dalam sehari hanya tiga jam menyala, sembilan jam padam.

Menurut Solmi, sekarang yang dibutuhkan adalah lobi ke PT PLN agar daerah yang tidak sekrisis Palu dapat memasok mesin ke Palu.

Dia mengatakan, dalam program listrik nasional Sulteng mendapat jatah 540 megawatt (MW). Namun, kata dia, hal itu ditargetkan hingga 2014.

Masalahnya dalam jangka pendek pemerintah dan PT PLN perlu segera mencarikan solusi agar tidak berdampak buruk terhadap masalah sosial. Dia mengatakan, PT PLN adalah pihak paling bertanggung jawab dalam hal krisis listrik.

"Kita minta PLN bertanggung jawab, entah disewa atau apa saja," kata Solmi.

Menurut dia, pembangkit listrik batu bara merupakan solusi jangka panjang. Sementara di sisi lain, di Sumatera Selatan yang merupakan lumbung batu bara terbesar juga mengalami krisis listrik hingga mencapai 200 MW.

"Ini ibarat tikus mati di lumbung padi," katanya.

Solmi juga membantah jika ada pihak yang mengatakan pemerintah provinsi tidak peka terhadap masalah listrik. Buktinya, kata dia, Gubernur Sulteng HB Paliudju telah mengambil langkah berani yang bisa mencederai atas keputusannya merelokasi mesin dari Bitung ke Palu.

"Itu berbahaya karena tidak ada regulasinya," kata Solmi.

Sementara itu, Manager PT PLN Cabang Palu I Nyoman Sujana mengatakan, pihaknya akan menyewa diesel 10 MW dan diperkirakan rampung Juni 2010 nanti. Selain itu juga menyewa diesel MFO 20 MW yang diperkirakan terealisasi September 2010.

"Relokasi mesin dari Bengkulu sebesar 3 MW kemungkinan baru bisa terealisasi Agustus 2010," kata Nyoman.

Untuk krisis listrik dalam satu bulan mendatang, PT PLN Cabang Palu juga telah menyetujui pembelian batu bara untuk dipasok ke PLTU Palu sebanyak 20 ribu metrik ton. PLTU Palu saat ini padam total karena tidak mampu lagi membeli batu bara.(*)
(T.A055/R014/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010