Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah dalam kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal tahun anggaran 2011 menargetkan pendapatan negara sebesar Rp1.086,7 triliun.

"Pendapatan tersebut mengalami peningkatan 9,5 persen dari perkiraan pendapatan negara tahun 2010," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam sidang paripurna di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis.

Ia mengemukakan, belanja negara diproyeksikan mencapai Rp1.204,9 triliun yang direncanakan akan dialokasikan melalui belanja pemerintah pusat sebesar Rp840,9 triliun (69,8 persen) dan anggaran transfer ke daerah sebesar Rp364,1 triliun (30,2 persen).

"Postur APBN 2011 disusun dengan prinsip dasar optimalisasi sumber-sumber penerimaan negara serta pelaksanaan efisiensi dan efektivitas belanja negara," ujar Sri Mulyani.

Untuk itu, dengan kalkulasi dan konfigurasi kebijakan fiskal diatas, defisit anggaran diproyeksikan sebesar Rp118,3 triliun atau 1,7 persen dari PDB.

"Penetapan besaran defisit didasarkan pada tetap terjaganya konsolidasi dan kesinambungan fiskal serta memperhatikan kemampuan keuangan negara untuk bisa menutup defisit dari sumber pembiayaan yang tidak memberatkan di masa mendatang," ujar Menkeu.

Pemerintah juga mengupayakan untuk menutup defisit tersebut, melalui utang domestik dengan menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) sebagai sumber pembiayaan terbesar melalui beberapa strategi seperti, penerapan front-loading strategy, Penerbitan SBN secara regular, diversifikasi instrumen SBN, penerapan crisis management protocol dan pengelolaan risiko fiskal utang.

Menkeu juga mengatakan pertumbuhan ekonomi 2011 harus dirancang lebih berkualitas untuk memenuhi tiga syarat yaitu mampu membuka lapangan pekerjaan serta bisa menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan, bersifat inklusif dan berdimensi pemerataan serta strukturnya harus ditopang secara proposional oleh berbagai sektor pendukungnya.

"Sektor pendukung yang dimaksud berasal dari pendekatan aggregate demand dan aggregate supply," ujar Menkeu.

Proyeksi indikator ekonomi makro 2011 adalah pertumbuhan ekonomi sebesar 6,2-6,4 persen, inflasi 4,9-5,3 persen, nilai tukar Rp9.100-9.400, Suku Bunga SBI 3 bulan 6,3-6,7 persen, Harga Minyak ICP 80-85 dolar AS per barel, lifting minyak 960-980 juta per barel.

Sasaran kebijakan ekonomi makro 2011, tingkat pengangguran terbuka sebesar 7 persen, tingkat kemiskinan 11,5-12,5 persen, dengan kebutuhan investasi minimal Rp2.243,8 triliun dengan ICOR 4,25 serta 1 persen pertumbuhan ekonomi menyerap 400 ribu tenaga kerja.(S034/B012)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010