Yogyakarta (ANTARA News) - Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Sri Edi Swasono memaklumi dan menilai wajar tindakan Anggito Abimanyu mundur dari Kementerian Keuangan sebagai respon kekecewaannya gagal menduduki jabatan wakil menteri.

"Ini menjadi pelajaran berharga, agar negara benar-benar menjadi wadah bagi masyarakat yang beradab. Masyarakat yang beradab mestinya tidak melakukan hal-hal yang dialami Anggito Abimanyu. Saya tidak tahu apa yang dirasakannya numun jika itu menimpa saya pasti saya akan kecewa juga," katanya di Yogyakarta, Jumat.

Meskipun menyayangkan atas apa yang menimpa Anggito Abimanyu, Sri Edi Swasono tetap mengkritik haluan Anggito sebagai penganut neoliberalisme yang berpihak kepada pasar.

"Saya berharap rencana kembalinya Anggito Abimanyu untuk kembali mengajar di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta tidak semakin mengukuhkan dirinya sebagai penganut neoliberalisme dan tidak menularkan neoliberalisme di kampus," katanya.

Ia mengharapkan setelah kembali ke kampus Anggito Abimanyu dapat kembali ke ekonomi konstitusional, sehingga materi kuliah yang diberikan sesuai dengan ekonomi konstitusi dan tidak menganjurkan kebebasan pasar.

"Perekonomian konstitusional adalah sistem ekonomi yang mengacu pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 dan tidak sepenuhnya memihak pasar bebas, sedangkan indikator keberhasilan bukan secara makro seperti tingkat pertumbuhan maupun inflasi, melainkan tingkat kemiskinan dan pengangguran," katanya.

Pada sisi lain Sri Edi Swasono mengaku optimis dengan Menteri Keuangan yang baru Agus Martowardjojo meskipun banyak juga yang mengkritik kemampuannya karena hanya berijazah strata satu.

"Banyak yang mengritiknya karena dia hanya S1 dan hanya tahu masalah mikro bukan makro, saya tidak sependapat dan beri dia kesempatan yang adil," katanya.

(ANT/S026)


Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010