Seoul (ANTARA News) - Militer Korea Utara, Kamis mengatakan pihaknya akan membatalkan sebuah perjanjian yang bertujuan untuk mencegah bentrokan senjata yang tidak disengaja dengan Korea Selatan, saat ketegangan meningkat tajam menyangkut tenggelamnya sebuah kapal perang.

AFP melaporkan bahwa para kepala staf umum, dalam sebuah pemberitahuan kepada angkatan bersenjata Korea Selatan (Korsel), juga memperingatkan bahwa pihaknya akan segera menyerang jika Korsel melanggar perbatasan Laut Kuning, kata kantor berita resmi Pyongyang.

Korut akan membatalkan penuh satu perjanjian yang ditandatangani kedua pihak untuk mencegah bentrokan yang tidak disengaja" di Laut Kuning, katanya.

Perbatasan yang rawan tu adalah lokasi bentrokan senjata berdarah tahun 1999 dan 2002 dan baku tembak November tahun lalu. Pada 26 Maret satu ledakan memotong dua sebuah kapal perang (korvet) Korsel di laut itu.

Para penyelidik dari lima negara pekan lalu mengatakan mereka menemukan bukti bahwa serangan torpedo oleh kapal selam Korut menyebabkan kapal perang itu meledak.

Korsel mengumumkan serangkaian tindakan balasan. Korut, yang membantah terlibat dalam kasus tenggelamnya kapal itu menanggapi dengan mengumumkan pihaknya akan memutuskan semua hubungan dengan Korsel.

Militer Korut mengatakan pihaknya akan membatalkan jaminan keselamatan pada warga Korsel yang melintasi perbatasan, dan akan mempertimbangkan pemblokiran total akses ke satu kawasan industri bersama di wilayahnya.

"Kami akan menarik semua tindakan keselamatan militer yang angkatan bersejata anggap untuk menjamin hubungan bagi kerjasama dan pertukaran antar Korea," kata pernyataannya.

"Karena itu, kami akan mempertimbangkan penutupan total semua jaringan komunikasi militer di barat dan timur perbatasan dan lalu lintas darat ke kompleks industri Kaesong.

Militer juga mengulangi kembali ancaman untuk menyerang pengeras-pengeras suara jika Seoul tetap dengan rencananya untuk memulai kembali siaran propaganda lintas perbatasan sebagai bagian tindakan balasan.

Sekitar 42,000 warga Korut bekerja di 110 pabrik Korsel di Kaesong, yang dibangun sebagai satu simbol rekonsiliasi. Operasinya sering terganggu akibat ketegangan politik yang meningkat.(H-RN/B002)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010