Serang (ANTARA News) - Taman Bacaan Masyarakat "Rumah Dunia" melalui Gong Publishing meluncurkan buku karya 25 penulis cerpen muda Banten berjudul "Gilalova" (segila-gilanya cinta).

Pemilik TBM "Rumah Dunia" Heri Hendrayana Haris di Serang, Jumat mengatakan, buku yang diluncurkan tersebut adalah karya 25 cerpenis muda Banten yang bercerita berbagai kisah yang menarik berlatar budaya dan kondisi Banten seperti cerita tentang pelet, santet hingga tradisi muludan.

"Ini adalah kumpulan cerpen pertama yang ditulis anak muda Banten bercerita tentang Banten. Mereka adalah cikal bakal para penulis Banten yang handal," kata Heri Hendrayana Haris atau lebih dikenal nama Gol A Gong pada peluncuran buku tersebut di "Rumah Dunia" Komplek Hegar Alam Ciloang, Kota Serang.

Ia mengatakan, buku tersebut akan menjadi catatan sejarah bagi para penulis pemula asal Banten tersebut, serta akan menjadi motifasi mereka untuk menjadi penulis yang handal dan siap bersaing dengan para penulsi yang lebih senior.

"Diantara para penulis itu adalah relawan di rumah dunia dan beberapa tulisannya sudah banyak dimuat dan tersebar di media lokal maupun nasional," kata Ketua Forum Nasional Taman Bacaan Masyarakat tersebut.

Peluncuran buku "Gilalova" dihadiri ratusan siswa serta para penggiat taman bacaan masyarakat di Banten, dalam kesempatan tersebut juga dilakukan dialog interaktif dengan para penulis buku serta pembagian buku secara gratis kepada pengunjung yang menyampaikan pertanyaan.

"Semua orang pasti punya dan pernah merasakan cinta. Cinta yang tidak terbatas pada manusia, binatang dan benda lainnya, tetapi termasuk cinta kepada sang pencipta," kata salah seorang penulis buku tersebut Hilal Ahmad.

Sebelumnya, TBM "Rumah Dunia" bersama sejumlah penulis Banten mendeklarasikan "Klub Penulis Banten" untuk mengajak generasi muda khususnya di Banten agar gemar menulis buku serta dalam rangka merayakan hari kebangkitan buku yang ke tiga 15 Mei 2010 lalu.

Menurut Gol A Gong, klub Penulis Banten adalah para duta yang akan melestarikan tradisi menulis di Banten dan menggelorakan gerakan "Saatnya Otak, Bukan Otot". Apalagi Banten yang posisinya dekat dengan ibukota Jakarta, tidak ada alasan bagi generasi muda tidak maju dan harus siap bersaing melalui karya-karya intelektual.(*)
(Ant/R009)

Oleh Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010