Borobudur, Jawa Tengah (ANTARA News) - Langit di atas kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, terlihat bertabur ratusan lampion yang diterbangkan oleh para biksu dan umat Buddha Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) sebagai penutup rangkaian perayaan Waisak 2010, Jumat malam.

"Jumlahnya semua 750 lampion, dibawa dari Thailand," kata Penanggung Jawab Penyalaan Lampion Waisak 2010 Walubi, Biksu Subin, di Borobudur, Jumat malam.

Mereka menerbangkan lampion di empat lokasi di pelataran zona I Candi Borobudur secara bersama-sama mulai pukul 19.24 hingga 20.20 WIB, usai puja bakti dan pradaksina mengelilingi candi Buddha terbesar di dunia itu.

Lampion dengan garis lingkar berdiameter sekitar satu meter dan panjang sekitar 1,5 meter itu terbuat dari kertas khusus. Di bagian bawah diikat lilin khusus untuk menyalakan lampion.

Suasana semarak terkesan di Candi Borobudur, sedangkan sinar bulan purnama terlihat remang-remang karena sesekali tertutup gerakan awan tipis.

Candi yang juga warisan peradaban dunia, dibangun sekitar abad ke-8 masa Dinasti Syailendra itu terkesan megah disorot lampu dari empat sudut.

Umat dan para biksu berasal dari berbagai Dewan Sangha Walubi bertepuk tangan saat lampion-lampion itu berterbangan. Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Walubi, Siti Hartati Murdaya, menerbangkan lampion yang pertama kali.

"Nyala lilin mampu bertahan hingga sekitar 15 menit," kata Subin yang berasal dari Thailand itu.

Tembang rohani bernuansa buddhis mengiring mereka yang terlihat bergembira menerbangkan lampion itu.

"Ini untuk semakin menyemarakkan perayaan Waisak, sebagai simbol melambungkan doa syukur, supaya umat memperoleh berkah melimpah dan sukses menjalani kehidupan mereka sehari-hari," katanya.

Sekitar pukul 18.30 WIB para biksu dan ratusan umat Buddha puja bakti di depan altar utama sebelah barat daya pelataran zona I Candi Borobudur. Para biksu dari berbagai dewan sangha seperti Theravada, Mahayana, dan Tantrayana secara bergantian mendaras parita, sutra, dan mantra

Mereka juga menyalakan lilin mengelilingi kaki Borobudur dan melanjutkan pradaksina sebanyak tiga kali. Prosesi pradaksina dipimpin oleh Ketua Dewan Rohani Walubi, Suhu Dyanavira Mahathera.

Waisak 2010 jatuh pada Jumat ditandai dengan meditasi detik-detik Waisak oleh umat Buddha bersama para biksu selama beberapa menit, mulai pukul 06.07.03 WIB di Candi Borobudur yang terletak di antara aliran Kali Elo dengan Progo itu.

Rangkaian persembahyangan Tri Suci Waisak oleh umat Buddha sebagai perayaan spiritual atas kelahiran Sidharta Gautama, pencapaian penerangan sempurna Sang Buddha, dan mangkat Buddha Gautama.(*)
(U.M029/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010