Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah segera mengumumkan perkembangan terakhir keberadaan dan kondisi warga negara Indonesia yang berada di kapal kemanusiaan Mavi Marmara yang diserang tentara Israel pada Senin waktu setempat.

"Kami terus mengumpulkan berbagai data dan informasi terkait penyerangan itu. Bahkan, tiga KBRI kami di Yordania, Turki dan Lebanon juga telah berkoordinasi dengan otoritas Palestina untuk memperbarui data dan informasi terkini terkait penyerangan itu," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Teuku Faizasyah, di Jakarta, Senin.

Pernyataan resmi pemerintah terkait penyerangan itu akan disampaikan Menteri Luar Negeri, Marty Nattalegawa, dan juru bicara kepresidenan bidang politik luar negeri, Dino Patti Djalal, katanya.

Sebanyak 12 warga negara Indonesia ikut menjadi relawan pada misi kemanusiaan di kapal tersebut dan hingga kini belum diketahui nasibnya.

Ke-12 orang tersebut terdiri dari empat relawan Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (KISPA), empat relawan Medical Emergency Recue Committe (MER-C), seorang wartawan TVOne dan tiga relawan dari Sahabat Al Aqsha-Hidayatullah

Berdasarkan informasi dari masing-masing lembaga itu, dari MER-C adalah Nurfitri Taher (Upi) yang merupakan "project officer MER-C", tenaga medis dr Arief Rachman, tenaga mekanik Nur Ikhwan Abadi, tenaga non medis Abdillah Onim yang akan ikut mendirikan rumah sakit di Gaza, serta wartawan TVOne Muhammad Yasin.

Empat relawan KISPA yang ikut dalam Kapal Mavi Marmara adalah Ketua KISPA H Ferry Nur SSi, Wakil Ketua Muhendri Muchtar, Humas Hardjito Warno, serta relawan KISPA Okvianto Baharuddin.

Sedangkan tiga relawan dari Sahabat Al Aqsha-Hidayatullah adalah Surya Fahrizal (jurnalis www.hidayatullah.com), Santi Soekanto, dan Dzikrullah Ramudya.
(T.R018/A041/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010