Jerusalem (ANTARA News/WAM-OANA) - Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Senin, mengumumkan tiga hari masa berkabung nasional di seluruh wilayah Palestina untuk korban tragedi kapal bantuan kemanusiaan Gaza akibat serbuan militer Israel.

Pemimpin Palestina menggambarkan serangan mematikan yang dilancarkan militer Israel terhadap kapal bernama "Freedom Flotilla" yang membawa bantuan ke Gaza itu sebagai pembunuhan massal.

"Kami menganggap ini sebagai pembantaian dan kami mengutuk keras atas kebrutalan militer Israel itu," kata Abbas.

Abbas mengatakan pemerintah Palestina dari detik ke detik mengikuti perkembangan atas tragedi kemanusiaan tersebut, dan mendesak PBB untuk memberi sanksi seberat-beratnya karena telah melanggar semua hukum dan norma internasional.

Sedikitnya 20 warga sipil tewas dalam serangan militer Israel terhadap kapal yang tumpangi aktivis yang membawa bahan bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Lembaga-lembaga hak asasi manusia memperkirakan bahwa jumlah korban bertambah dalam operasi militer negara Yahudi yang dikecam secara luas oleh masyarakat internasional.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Liga Arab Amr Moussa mengutuk serangan militer mematikan, Senin, terhadap satu kapal yang membawa bahan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Gaza, dan menyebut sebagai kejahatan terhadap misi kemanusiaan.

"Kami mengutuk kejahatan terhadap misi kemanusiaan ini. Sesungguhnya para korban serangan itu semata-mata hanya untuk membantu warga Gaza. Mereka bukan tidak mengemban misi militer," kata Moussa.

"Kami sekarang sedang melakukan kontak dengan para pemimpin Arab untuk menentukan langkah selanjutnya," kata Moussa, yang memimpin organisasi regional beranggotakan 22 negara Arab yang bermarkas di Kairo itu. (M043/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010