Pontianak (ANTARA) - PT Jasa Raharja Cabang Provinsi Kalimantan Barat menyambangi atau mengunjungi pihak keluarga korban jatuhnya maskapai Sriwijaya Air SJ-182 untuk melakukan pendataan.

"Terkait hal itu kami dari Jasa Raharja selaku penyelenggara dana pertanggungan wajib kecelakaan penumpang sejak pesawat dinyatakan jatuh hingga hari ini masih melakukan pendataan terhadap keluarga penumpang pesawat yang berdomisili di Kalbar," kata Kepala PT Jasa Raharja Cabang Kalbar, Regy S Wijaya di Pontianak, Senin.

Baca juga: Singapura siap bantu Indonesia cari pesawat SJ 182 di Pulau Seribu

Ia menyatakan bahwa pihaknya akan tetap menyiagakan anggotanya untuk memantau dan mengawal perkembangan kejadian tersebut.

"Petugas kami hingga saat ini masih terus melakukan pemantauan dan pendataan. Untuk beberapa penumpang yang sudah diketahui alamatnya, petugas kami sudah menyambangi keluarga penumpang itu guna menyampaikan rasa prihatin dan berduka atas kejadian ini," kata Regy.

Baca juga: Kabaharkam pantau langsung pencarian korban Sriwijaya Air SJ 182

Menurutnya, sampai dengan pukul 09.50 WIB hari ini, dapat kami sampaikan bahwa 24 dari 62 penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182 merupakan warga yang berdomisili di wilayah Kalbar.

Dikatakannya, 24 penumpang yang dimaksud tersebar di Wilayah Pontianak, Ketapang, Ngabang, Sambas, Sintang, Kubu Raya, dan Mempawah.

Baca juga: Sriwijaya siapkan penginapan khusus keluarga korban pesawat jatuh

Jasa Raharja Cabang Kalbar akan terus memantau perkembangan terhadap proses pencarian penumpang dan terus menunggu update status penumpang dari pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

“Terkait penyerahan santunan, kami belum bisa memberikan informasi lebih, karena masih menunggu status terbaru dari masing-masing penumpang. Kami sudah mendapatkan identitas dari penumpang dan keluarga, sehingga jika nanti ada update status dari pusat, kami akan langsung tindak lanjut," kata Regy.

Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.

Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 mil laut di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

Pesawat tinggal landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.

Berdasarkan data manifes penerbangan, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.

Pewarta: Andilala dan Slamet Ardiansyah
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021