Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI), Jenderal TNI Djoko Santoso mengatakan, dalam kontrak baru dengan sponsor utama Yonex terdapat beberapa perbaikan yang menguntungkan atlet dibanding kontrak sebelumnya. "Ada beberapa perubahan yang menguntungkan pihak kami yang semuanya untuk kepentingan atlet, di antaranya nilainya naik dari 1,2 juta menjadi 1,5 juta dolar AS (lebih dari Rp 15 miliar). Lalu kita juga sudah boleh mencari sponsor pendamping," kata Djoko usai di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, Sabtu. Djoko menyampaikan hal itu usai menandatangani kontrak yang akan berlaku selama satu tahun (2008-2009) dengan pihak Yonex yang diwakili Managing Director Sunrise & Company, DK Seth. Kontrak tersebut, menurut Djoko yang juga Panglima TNI itu, akan dievaluasi setiap tahun. "Begitu juga kontrak dengan pemain. Akan diberlakukan sistem `reward and punishment` yang juga akan dievaluasi setiap tahun," tambahnya. Soal sponsor pendamping, Sekjen PB PBSI Yacob Rusdianto membenarkan bahwa, dalam kontraknya sekarang, Yonex memberi kelonggaran kepada atlet maupun PBSI untuk mencari sponsor pendamping tanpa syarat yang mengikat. Logo sponsor pendamping itu akan ditempatkan di bagian dada dan lengan kiri dan kanan kostum yang dikenakan pemain saat bertanding. "Jadi apa yang selama ini menjadi keberatan atlet sudah tidak ada lagi," kata Yacob seraya menambahkan bahwa kewajiban pemain non pelatnas untuk memakai produk Yonex saat mengikuti turnamen internasional juga sudah tidak ada. Meski mengalami peningkatan, Djoko mengatakan bahwa nilai kontrak tersebut masih belum mencukupi kebutuhkan pelatnas untuk mengirimkan pemain mengikuti 10 hingga 12 turnamen reguler setiap tahunnya. "Kebutuhan kami sekitar Rp25-30 miliar per tahun," kata Djoko yang akan mencari tambahan dari berbagai pihak termasuk pemerintah. Pada kesempatan tersebut, Djoko juga melepas sejumlah pemain pelatnas yang akan mengikuti turnamen pembuka Super Series 2009, Malaysia Terbuka (6-11 Januari) dan Korea Terbuka (13-18 Januari), di antaranya pasangan juara Olimpiade Markis Kido/Hendra Setiawan, Sony Dwi Kuncoro, Adriyanti Firdasari dan Pia Zebadiah. Djoko berharap para pemain yang keberangkatannya dibiayai sepenuhnya oleh PBSI itu dapat menghasilkan prestasi terbaik dalam dua kejuaraan tersebut. "Harapannya tentu menjadi nomor satu, tetapi kalah menang dalam bertanding itu biasa, yang terpenting adalah prosesnya dilakukan dengan gigih dan penuh perjuangan," tambahnya. Mengenai pemain non pelatnas yang ambil bagian dalam turnamen tersebut, biaya keberkatan mereka akan diganti oleh PBSI jika ternyata belakangan mereka dipanggil masuk pelatnas. "Kompensasi pasti ada. Kalau mereka memang masuk (pelatnas) pada tahap kedua, kita akan ganti biayanya," kata Yacob Rusdianto. Beberapa pemain non pelatnas yang ambil bagian di Malaysia antara lain, pasangan Alvent Yulianto/Hendra AG, Fran Kurniawan/Lingga Lie dan Andre Kurniawan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009