kondisi masing-masing individu yang berbeda
Jakarta (ANTARA) - Ahli epidemiologi dari Universitas Andalas (Unand) Padang di Sumatera Barat, Defriman Djafri mengatakan agar para penerima vaksin COVID-19 menghindari mobilitas tinggi setelah menjalani vaksinasi karena bisa saja antibodi belum terbentuk.

Defriman juga mengingatkan setelah menerima vaksin COVID-19 tidak serta merta terhindar dari COVID-19. Oleh karena itu, protokol kesehatan harus tetap dijalankan.

"Ketika divaksin itu dipastikan betul protokol kesehatan itu tetap dijalankan, kan bisa saja antibodi belum terbentuk atau memang dosis yang diberikan ini belum full dalam hal ini untuk membentuk antibodi karena kondisi masing-masing individu yang berbeda," kata Defriman yang juga Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia Cabang Provinsi Sumatera Barat saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.

Defriman menuturkan perlu waktu untuk membentuk antibodi untuk melawan virus penyebab COVID-19.

Dalam masa menunggu tersebut, maka perlu mengurangi kontak dengan banyak orang karena dikhawatirkan ada paparan virus corona penyebab COVID-19 dari antara orang-orang tersebut.

Baca juga: Epidemiolog: Masyarakat mulai jenuh terapkan protokol kesehatan
Baca juga: Epidemiolog ingatkan orang sudah divaksin tetap harus jaga 3 M


Dia menuturkan kejadian seseorang terinfeksi COVID-19 beberapa hari setelah diberikan vaksin dikarenakan mungkin dia bepergian tanpa mematuhi protokol kesehatan. Padahal pada masa beberapa hari itu, antibodi belum terbentuk.

Meskipun sudah mendapat vaksin COVID-19, tidak menjadi jaminan 100 persen seseorang tidak akan terinfeksi COVID-19 karena masih ada ancaman varian baru virus penyebab COVID-19 akibat mutasi.

Semakin banyak kasus terinfeksi COVID-19, semakin tinggi penularannya, dan semakin tinggi pula kemungkinan virus bermutasi. Dan apakah mutasi itu berpengaruh terhadap keefektifan vaksin, maka perlu penelitian lebih lanjut

Oleh karena itu, protokol kesehatan dan menjaga imunitas tubuh harus tetap dilakukan baik oleh mereka yang belum maupun yang sudah mendapat vaksin.

"Bagaimanapun dengan ancaman varian baru dan apalagi antibodi belum tentu juga dipastikan sudah terbentuk atau tidak dan artinya vaksin yang diberikan ini tidak serta-merta telah terproteksi dalam hal ini dengan kondisi pandemi yang artinya belum signifikan selesai atau melandai," tutur Defriman.
 
Baca juga: Epidemiolog: Pemerintah harus evaluasi kebijakan PPKM
Baca juga: Lima daerah di Jateng terima penghargaan vaksinasi

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021