Di awal tahun masih menghadapi tantangan COVID-19 dan tidak mudah menyelesaikannya, tapi kita lihat di Januari ada indikator perbaikan
Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan perbaikan ekonomi mulai terjadi di awal 2021 meski ada tantangan dari pandemi COVID-19 yang belum akan mereda.

"Di awal tahun masih menghadapi tantangan COVID-19 dan tidak mudah menyelesaikannya, tapi kita lihat di Januari ada indikator perbaikan," kata Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Jumat.

Ia menjelaskan salah satu indikator perbaikan itu adalah peningkatan PMI Manufaktur pada Januari 2021 sebesar 52,2, dari sebelumnya 51,3 pada Desember 2020 atau tertinggi dalam enam tahun.

Baca juga: BPS catat ekonomi Indonesia pada 2020 terkontraksi 2,07 persen
Baca juga: BPS: Hanya konsumsi pemerintah yang tumbuh positif selama 2020

Selain itu, tambah Suhariyanto, kegiatan ekspor maupun impor yang mulai tumbuh pada triwulan IV-2020 juga bisa menjadi pemicu terjadinya pembalikan ekonomi di 2021.

Namun, menurut dia, aktivitas ekonomi baru dapat pulih sepenuhnya apabila pelaksanaan protokol kesehatan dilakukan secara optimal oleh masyarakat disertai dengan kelancaran program vaksinasi.

"Kita semua sepakat, kelancaran vaksin dan protokol kesehatan bisa menjadi kunci pemulihan. Kita optimistis dengan kerja sama untuk melawan COVID-19 bisa melewati situasi sulit," katanya.

Baca juga: BPS: Komunikasi dan jasa kesehatan topang ekonomi RI sepanjang 2020
Baca juga: Airlangga: Realisasi pertumbuhan ekonomi hasil intervensi pemerintah

Sebelumnya, BPS mencatat perekonomian Indonesia secara kumulatif mengalami perlambatan dan terkontraksi sebesar 2,07 persen (yoy) pada 2020 sebagai imbas dari pandemi COVID-19 yang melanda hampir seluruh dunia.

Meski tumbuh negatif, perekonomian menunjukkan adanya tanda-tanda optimisme dan perbaikan terutama di triwulan IV-2020.

Pada triwulan IV-2020, ekonomi tercatat minus 2,19 persen atau sedikit mengalami "kenaikan", setelah perekonomian pada triwulan II dan III tahun 2020 terkontraksi masing-masing 5,32 persen dan 3,49 persen.

Dalam periode itu, komponen pengeluaran seperti konsumsi rumah tangga, pembentukan modal tetap bruto dan ekspor tumbuh lebih baik dibandingkan triwulan III-2020.

Baca juga: BPS: Ekonomi Indonesia tumbuh minus pertama kali sejak 1998
 

Pewarta: Satyagraha
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021