Jakarta (ANTARA) - Lurah Sunter Agung Jakarta Utara, Danang Wijanarko mengatakan 180 orang lanjut usia (lansia) mendapat vaksin COVID-19 pada pelaksanaan kedua vaksinasi dinamis di SMA Negeri 41 Jakarta, Selasa.

"Target 200 orang, dihadiri 211 orang. Tapi yang divaksin 180 orang, ditunda 31 orang," ujar Danang.

Vaksin tersebut diberikan kepada warga berusia lebih dari 60 tahun berdasarkan Kartu Tanda Penduduk DKI Jakarta dan berdomisili di RW01 hingga 04.

Sejumlah lansia yang mendaftar vaksinasi tersebut mengaku tidak merasakan dampak negatif usai divaksin.

Seperti Hasanah, warga RW 04 Sunter Agung, yang tidak merasakan sakit saat disuntik ataupun mengalami kejadian ikutan pascavaksin (Kipi).

"Enggak (sakit saat disuntik), kayak digigit semut," tutur Hasanah.

Hal senada disampaikan Sarmada, warga yang tinggal RT03/01, Kelurahan Sunter Agung. Usai disuntik vaksin, Sarmada mengaku tidak merasakan efek.

"Rasanya seperti biasa saja, jadi enggak ada kejadian apa-apa begitu. Belum ada kelainan, mudah-mudahan," ujar Sarmada.

Ketua RW01 Kelurahan Sunter Agung Aris Munandar mengatakan bahwa tantangan dalam vaksinasi dinamis bukan hanya soal mengatasi ketakutan pada jarum suntik, tapi soal mencari cara paling efektif "menjemput bola".

Sehingga warga lansia bisa sukarela mendaftar melalui tautan "dki.kemkes.go.id".

"Jadi kami (Ketua RW) istilahnya jemput bola dengan mengajak (warga lansia). Karena kalau sudah lanjut usia kan isi data saja susah. Apalagi online, sudah enggak bisa. Jadi kami yang mengisi," ungkap Aris.

Setiap lansia yang hadir tentunya sudah melalui tahap deteksi riwayat penyakit, sehingga berhak mendapatkan vaksinasi jenis Sinovac tersebut.

Kepala Puskesmas Tanjung Priok dr. Adarahayati mengatakan setiap warga lansia yang hadir di lokasi vaksinasi wajib menjalani sejumlah tahapan sebelum disuntik vaksin, termasuk deteksi riwayat penyakit dan tekanan darah.

"Jadi ada lansia yang bisa divaksin, ditunda, dan tidak bisa divaksin sesuai dengan syarat yang telah ditentukan," ujar Adarahayati.

Selain itu, lokasi vaksinasi di Tanjung Priok, seperti di SMA Negeri 41 Jakarta, harus memiliki ruangan khusus setelah vaksin.

Adarahayati mengatakan ruangan tersebut digunakan untuk memonitor munculnya kejadian ikutan pasca-vaksin terhadap peserta vaksinasi.

Baca juga: Wagub DKI sebut belum ada keluhan vaksin COVID-19 dari lansia
Baca juga: Kemarin, dampak banjir hingga vaksin untuk lansia
Baca juga: 169 warga lansia terima vaksinasi di Tanjung Priok pada Senin

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2021